Pernyataan mantan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi
terkait status Kasmudjo menyita perhatian dokter Tifa, salah satu tokoh yang
kerap menyoroti kasus dugaan ijazah palsu Jokowi.
Saat diperiksa oleh penyidik Polda Metro Jaya di Mapolresta Solo pada Rabu
(23/7/2025), Jokowi mengaku bahwa Kasmudjo bukan dosen pembimbing skripsi.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi memang mengatakan bahwa Kasmudjo adalah
dosen pembimbingnya. Namun, bukan untuk membimbing skripsi.
"Mengenai Pak Ir. Kasmudjo, saya sampaikan bahwa beliau adalah dosen
pembimbing saya, tapi untuk pembimbing skripsi memang bukan Pak Kasmudjo,
tapi Prof. Dr. Ir. Achmad Sumitro," ujar Jokowi.
Hal itu membuat jejak digital Jokowi kembali dikulik oleh dokter Tifa.
Pemilik nama asli Tifauzia Tyassuma tersebut mengunggah video lawas ketika
Jokowi bertemu dengan Kasmudjo di acara reuni Fakultas Kehutanan Universitas
Gadjah Mada (UGM) pada Desember 2017.
Kala itu, Jokowi meminta Kasmudjo untuk naik ke atas podium dan berdiri
bersamanya. Jokowi bercerita bahwa ketika ia masih menjadi mahasiswa dan
dalam proses mengerjakan skripsi, Kasmudjo merupakan tipe dosen pembimbing
skripsi yang galak.
"Beliau waktu membimbing, seingat saya galak sekali. Begitu maju, dibentak
balik. Maju, dibentak lagi. Tapi sekarang saya lihat beliau sudah bijak
sekali," kata Jokowi kala itu.
Tak hanya itu, Jokowi juga mengucapkan terima kasih kepada Kasmudjo karena
berkat bimbingannya, Jokowi dapat menyelesaikan skripsinya.
Perbedaan pengakuan Jokowi masa kini dan pada tahun 2017 pun menjadi sorotan
dokter Tifa. Ia menyebut bahwa Jokowi merupakan orang yang suka berbohong.
"Orang kalau sudah biasa bohong, enteng saja mengingkari kebohongannya,"
cuit dokter Tifa melalui akun X (dulunya Twitter) miliknya pada 24 Juli
2025.
Dokter Tifa merasa iba dengan Kasmudjo karena dimanfaatkan. Padahal, kala
itu pun umurnya sudah lanjut usia.
"Kasihan Pak Kasmudjo. Di tahun 2017, dipanggungkan untuk dipaksa masuk
dalam tim kebohongan publik, yang sangat memalukan ketika terbongkar. Dan
membuat kehidupan Pak Kasmudjo di ujung usianya dijalani dengan ketakutan,
was-was, perasaan bersalah, yang akan terus menghantui sampai akhir," tambah
dokter Tifa.
Sebagai informasi tambahan, penyidik kini telah menyita ijazah Sekolah
Menengah Atas (SMA) dan Strata 1 (S1) milik Jokowi. Mantan Presiden RI ke-7
tersebut mendatangi Polresta Solo didampingi tim kuasa hukumnya, termasuk
Yakup Hasibuan.
Orang kalau sudah biasa BOHONG enteng saja mengingkari kebohongannya.
— Dokter Tifa (@DokterTifa) July 23, 2025
Kasihan Pak Kasmudjo.
Di tahun 2017, dipanggungkan untuk dipaksa masuk dalam tim kebohongan publik, yang sangat memalukan ketika terbongkar.
Dan membuat kehidupan pak Kasmudjo di ujung usianya dijalani dengan… pic.twitter.com/hptDIgLOxq
Yakup Hasibuan menjelaskan bahwa Jokowi dicecar dengan 45 pertanyaan.
Pertanyaan-pertanyaan itu mencakup kronologis hingga kedekatan Jokowi dengan
Dian Sandi.
"Diperdalam lah mengenai fakta-fakta perkuliahan beliau ketika di UGM. Tadi
juga sudah dilakukan penyitaan terhadap ijazah SMA dan ijazah S1 Pak Jokowi,
dalam rangka pembuktian dan dalam rangka penyidikan itu sudah disita oleh
kepolisian," ungkap Yakup Hasibuan.
Lebih lanjut, Yakup Hasibuan meminta agar publik yang minta agar Jokowi
menunjukan ijazahnya untuk bersabar. Karena dengan resmi disita oleh
kepolisian, bahwa nanti dipersidangan akan ditunjukan.
"Jadi tinggal tunggu saja tanggal mainnya. Untuk sekarang bersabarlah,
apalagi orang-orang yang masih bilang tunjukkan mungkin mereka akan mencari
pembelaan dan sebagainya. Tapi ya kembali lagi karena sudah resmi disita,
sudah resmi sudah pasti akan ditunjukkan di persidangan nantinya," beber
Yakup.
Ketika ditanya kapan akan dilakukan pemeriksaan selanjut, Yakup menyebut
masih menunggu dan itu merupakan kewenangan penyidik. Namun, apakah
pemeriksaan selanjutnya akan dilakukan di Solo atau Jakarta, Yakup
mengatakan bahwa itu tergantung dari penyidik seperti apa.
Sumber:
suara
Foto: Kolase potret dokter Tifa dan Joko Widodo. [Ist]
Artikel Terkait
Pemerintah Mau Bentuk Bulog Perumahan, Harganya Bisa Lebih Murah?
Cak Imin Sesumbar Tak Ada Lagi Orang Miskin di 2026
Thailand-Kamboja Memanas, Peringatan Prabowo soal Potensi Perang Kejadian
Mensesneg Bantah Isu Amplop Kondangan Kena Pajak