Esther juga mengkritisi pola penyerapan anggaran kementerian/lembaga yang sering dipaksakan demi memenuhi target serapan, meskipun programnya telah mencapai target.
Ia mengusulkan agar pengeluaran pemerintah dikaitkan dengan Key Performance Indicators (KPI) agar efisiensi tetap terjaga.
“Kalau KPI sudah tercapai tapi anggaran tidak terserap semua, itu seharusnya tidak jadi masalah. Tapi sekarang justru jadi momok karena tahun berikutnya anggarannya bisa dipotong,” jelasnya.
Ia memperingatkan bahwa jika belanja negara ditekan terlalu ketat di tengah penerimaan negara yang lesu, potensi pertumbuhan ekonomi juga bisa melambat.
“Jadi penggunaan alokasi APBN dalam hal ini pengeluaran pemerintah harus hati-hati dan harus bijak, tidak asal, 'oh kita dapat uang dari utang banyak', tapi ternyata pengelolaannya tidak bijak," pungkasnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Viral Istri Ditalak Suami PPPK, Shella Saukia Beri Bantuan Fantastis & Bupati Minta Rujuk
Ammar Zoni Bongkar Semua di Sidang: Saya Dijebak!
LRT Jabodebek Mogok! Gangguan Listrik Lumpuhkan 5 Kereta, 653 Penumpang Dievakuasi
Dugaan Mark Up Proyek Whoosh: Fakta Mencengangkan Harga Kereta Cepat Jakarta-Bandung vs China!