Saat tas pelaku digeledah, polisi menemukan sebuah jimat. Ketika ditanya, pria itu menepis bahwa benda tersebut adalah jimat kekebalan atau alat magis untuk perlindungan.
"Biasa buat usaha, Pak. Yang penting halal," ujarnya tenang, sembari menegaskan bahwa aksinya bukan karena provokasi.
"Demi Allah, nggak ada yang nyuruh. Saya percaya ada dua alam. Saya cuma bela anak," tambahnya. Ia juga mengaku sehari-hari bekerja sebagai tukang bangunan.
Dedi Mulyadi Tak Gentar, Justru Sampaikan Pesan untuk Warga
Meski sempat diserang, Dedi Mulyadi tetap naik ke atas panggung tanpa menyebut sedikit pun soal penyiraman yang baru saja ia alami.
Dengan nada teduh namun tegas, ia menyampaikan pesan menyentuh kepada warga Bekasi.
"Saya mencintai Bekasi. Karena mencintai itu kadang menyakitkan. Kalau saya mencintai Bekasi dan Bekasinya kumuh, saya harus menyelesaikan kekumuhan itu," kata Dedi.
Ia menegaskan bahwa kedatangannya ke Bekasi bukan untuk gaya-gayaan atau formalitas politik, melainkan bentuk tanggung jawab dan kasih terhadap rakyat.
"Kalau saya nggak cinta, ngapain datang jauh-jauh dari Bandung? Mending saya duduk diam di Bandung, atau ke luar negeri bawa cerita palsu soal investasi. Tapi saya pilih datang ke sini, meski keringatan, ditarik-tarik warga, dan disiram air," ujarnya di atas panggung, disambut tepuk tangan masyarakat
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto: Alasan di Balik Wacana dan Kontribusinya
Anggota DPRD Sinjai Kamrianto Tersangka Pembakaran Mobil Terbukti Positif Narkoba
Kerugian Whoosh Rp 118 Triliun: Prabowo, Purbaya, dan Ujian Penegakan Hukum
Kebakaran Rumah Hakim Khamozaro: DPR Desak Polisi Usut Tuntas, Diduga Terkait Sidang Korupsi Bobby Nasution