AJI Kecam Keras Pernyataan Seskab dan KSAD: Dinilai Ancam Kebebasan Pers & Kembali ke Otoritarianisme
Pernyataan dua pejabat tinggi negara, Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, yang meminta media membatasi kritik terhadap pemerintah menuai kecaman keras dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia.
AJI menilai seruan tersebut berpotensi menekan kebebasan pers dan melemahkan fungsi media sebagai pengawas kekuasaan, khususnya dalam konteks liputan bencana dan krisis.
Pernyataan Pejabat yang Disorot
Sorotan AJI muncul setelah KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak meminta media tidak memberitakan kekurangan pemerintah. Sikap serupa disampaikan Seskab Teddy Indra Wijaya yang mengimbau media fokus pada pemberitaan positif dan tidak menggiring opini seolah pemerintah tidak bekerja.
Alarm Bahaya bagi Demokrasi dan Akuntabilitas
Menurut AJI, pernyataan kedua pejabat itu mencerminkan kecenderungan pengendalian narasi yang berbahaya bagi demokrasi. Media dianggap diarahkan untuk menutup ruang kritik, padahal kritik berbasis fakta adalah pilar penting akuntabilitas pemerintahan.
Pembatasan kerja jurnalistik ini dinilai berdampak langsung pada hak publik untuk mengetahui informasi sebenarnya, terutama dalam situasi bencana. Publik berisiko kehilangan informasi krusial tentang skala kerusakan, distribusi bantuan, dan kegagalan mitigasi.
Artikel Terkait
Kejagung Copot Kajari HSU dan 2 Kasi, Tersangka KPK Kasus Pemerasan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Tetap Jalan Saat Libur, Warganet Sindir: Yang Makan Setan!
TV Malaysia Kritik Penanganan Bencana Prabowo, Warganet Indonesia Bereaksi Keras
Rais Yatim Tegur Keras Tito Karnavian Soal Bantuan Aceh, Ini Kronologi Lengkapnya