Beredar rekaman ulama Buya Yahya diwisuda di Universitas Islam Sultan
      Agung (Unissula), Semarang, Jawa Tengah, di media sosial. Diketahui, acara
      wisuda tersebut digelar pada Sabtu (15/3/2025).
    
  
    Berdasarkan informasi yang dihimpun tim Suara.com, pendakwah bernama asli
    Yahya Zaenul Muarif itu telah menyelesaikan pendidikan strata satu (S1)
    Fakultas Psikologi si Unissula Semarang.
  
  
    Buya Yahya beri ceramah tentang hukum puasa tidak sahur (Youtube Al-Bahjah
    TV)
  
  
    Meski sudah memiliki gelar Profesor, Buya Yahya tetap menimba ilmu di bidang
    lain.
  
  
    Dalam video yang dibagikan akun Instagram @linikaltim.id pada Senin
    (17/3/2025), tampak Buya Yahya mengenakan seragam wisuda hitam kombinasi
    merah dan emas sedang bersalaman dengan jajaran petinggi kampus.
  
  
    Momen menarik terjadi ketika Buya Yahya hendak bersalaman dengan rektor
    Unissula, Gunarto. Jika biasanya mahasiswa yang mencium tangannya, kali ini
    sang rektor yang melakukannya.
  
  
    Sejumlah dosen juga mencium tangan Buya Yahya. Sang pendakwah pun menarik
    tangannya cepat-cepat seolah segan karena tangannya dicium 'guru' sendiri.
  
  
    "Momen langka Buya Yahya, kali ini barisan rektor yang cium tangan
    mahasiswa," bunyi keterangan di dalam video. Rupanya, video ini berasal dari
    akun TikTok @msw23._.
  
  
    Video Buya Yahya wisuda itupun mengundang berbagai respons dari warganet.
    Beberapa menjelaskan bahwa sang ulama memang tengah fokus menimba ilmu
    seputar psikologi.
  
  
    "Beliau memang saat ini fokus sekali kepada ilmu psikologi, di pondoknya ada
    biro psikologi yang mumpuni untuk memantau perkembangan psikilogi
    santri-santrinya," ujar seorang warganet.
  
  
    "Masyaallah, ulama seperti inilah yang patut kita teladani, seperti ulama
    ulama terdahulu yang tidak hanya berfokus pada ilmu agama, tetapi juga
    dengan ilmu-ilmu yang lain. Sebagaima Ibnu Sina, Al khawarizmi," imbuh
    warganet yang lain.
  
  
    "Beliau itu adalah salah satu pemimpin pondok yang kritis, jarang-jarang
    ulama pemimpin pondok seperti beliau, kebanyakan pemimpin pondok tradisional
    yang saya temuin masih kentel budaya feodalismenya," sambung warganet
    lainnya.
  
  Riwayat pendidikan Buya Yahya
  
    Buya Yahya memulai pendidikan di kampung halamannya, Blitar, Jawa Timur. Ia
    menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama
    (SMP) di Blitar.
  
  
    Setelah menamatkan SMP, Buya Yahya melanjutkan pendidikan ke Pondok
    Pesantren Darullughoh Wadda’wah di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.
  
  
    Selain pendidikan formal yang diperoleh di pesantren, Buya Yahya juga banyak
    menuntut ilmu agama melalui pendidikan non-formal di berbagai madrasah.
    Salah satunya adalah di Madrasah Diniah Al-Falah di Blitar.
  
  
    Buya Yahya melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Pada tahun 1996, beliau
    berangkat ke Universitas Al-Ahgaff di Hadramaut, Yaman. Universitas ini
    dikenal sebagai salah satu tempat pendidikan Islam yang terkemuka di Timur
    Tengah.
  
  
    Setelah menamatkan pendidikan di Yaman selama 10 tahun, Buya Yahya kembali
    ke Indonesia dan mendirikan Pesantren Al-Bahjah di Cirebon, Jawa Barat.
  
  
    Kelimuan Buya Yahya juga diakui dalam dunia akademik dengan pemberian gelar
    Profesor Kehormatan (Honoris Causa) dalam bidang Hukum Islam dari
    Universitas Sultan Agung (UNISSULA) Semarang.
  
  
    Hal itu menunjukkan bahwa selain sebagai seorang ulama dan pendakwah, Buya
    Yahya juga diakui keahliannya dalam bidang hukum Islam secara akademis.
    Gelar tersebut menjadi pengakuan atas kontribusinya dalam mengembangkan
    pemahaman tentang hukum Islam di Indonesia.
  
  
    Walau sudah mendapat gelar profesor, Buya Yahya terus menerus mendalami ilmu
    agama melalui berbagai kitab kuno, karya para ulama besar, serta menghadiri
    berbagai majelis ilmu untuk memperdalam pemahaman agama.
  
  
    Hal ini yang membuatnya mampu memberikan kontribusi yang sangat besar bagi
    masyarakat Indonesia, terutama dalam hal dakwah Islam yang moderat dan
    damai. Pendidikan Buya Yahya memberikan pengaruh besar dalam dakwah yang
    dilakukan di Pesantren Al-Bahjah yang ia kelola.
  
  
    Sumber:
    suara
  
  
    Foto: Buya Yahya (YouTube/Al-Bahjah Tv)
  
   
                         
                                 di Kota Semarang.jpg)

 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Wukirtech Aplikasi Pariwisata Raih Medali Emas FIKSI 2025, Karya Siswa MAN 3 Bantul
Kebakaran Gerai Ayam Goreng di Salatiga: Diduga Tabung Gas Bocor, Seluruh Penghuni Selamat
Kecelakaan Suzuki Ertiga di Bangkalan Akibat Micro Sleep, Tabrak Pejalan Kaki hingga Ringsek
Biaya Tol Jakarta ke Palembang 2024: Estimasi & Rincian Terlengkap