Latar Belakang dan Jejak Karier 3 Calon Bos Danantara, Ada Keponakan Luhut

- Senin, 24 Februari 2025 | 08:10 WIB
Latar Belakang dan Jejak Karier 3 Calon Bos Danantara, Ada Keponakan Luhut


Presiden Prabowo Subianto segera meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) hari ini. Danantara diluncurkan di halaman tengah Istana Kepresidenan Jakarta, Pukul 10.00 WIB.

Adapun, BPI Danantara merupakan badan yang melaksanakan tugas pemerintah di bidang pengelolaan dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

“Kami ingin memberitahukan kepada teman-teman bahwa Bapak Presiden akan meluncurkan Danantara pada Senin, 24 Februari 2025, pukul 10.00 WIB di Halaman Tengah Istana Kepresidenan Jakarta,” ujar Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Setpres Yusuf Permana.

1. Nama Bos Danantara

Di tengah rencana peluncuran Danantara, muncul tiga nama yang dikabarkan mengisi posisi pimpinan BPI Danantara. Nama-nama yang mencuat di antaranya Rosan Roeslani yang saat ini menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM. Kabarnya Rosan akan mengisi posisi Chief Executive Officer (CEO) BPI Danantara.

Lalu, Dony Oskaria yang kini memegang bangku Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Paman Raffi Ahmad ini diisukan jadi Chief Operating Officer (COO).

Nama lain adalah Pandu Sjahrir yang digadang-gadang ditunjuk Presiden sebagai Chief Information Officer (CIO) BPI Danantara.

2. Profil calon bos BPI Danantara: 

Rosan Roeslani 

Karier politik Rosan Roeslani di pemerintahan sangat cemerlang. Saat ini dia menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM yang dilantik Prabowo pada 21 Oktober 2024 lalu. 

Posisi itu pernah dijabat ketika Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) melakukan reshuffle Kabinet Indonesia Maju di akhir masa jabatannya. 

Ketika itu, Rosan menggantikan Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi, lantaran Bahlil ditunjuk Jokowi menduduki posisi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menggeser Arifin Tasrif.

Dia sebelumnya juga dilantik Jokowi sebagai Wakil Menteri BUMN II, namun jabatan yang diemban ini hanya bertahan beberapa bulan saja. Itu karena Rosan mengundurkan diri, ketika memilih bergabung dengan Tim Pemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.

Pria kelahiran 31 Desember 1954 dengan nama lengkap Rosan Perkasa Roeslani itu, juga pernah menjadi Duta Besar RI untuk Amerika Serikat (AS) ke-21 yang memulai jabatannya di Washington DC pada Desember 2021.

Sebelumnya, dia memegang berbagai jabatan penting di Indonesia, antara lain Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2015-2021 dan juga Ketua Satuan Tugas Omnibus Law.

Rosan juga pernah menerima bintang jasa Belgia (Commander in the order of Leopold II) pada 2017 atas perannya dalam memajukan hubungan bilateral Indonesia-Belgia, khususnya di bidang kerja sama ekonomi.

Dia dikenal sebagai salah satu pengusaha Indonesia. Diketahui, Rosan Perkasa Roeslani terjun di dunia bisnis setelah lulus SMA. Dia adalah pendiri PT Recapital Advisors yakni sebuah perusahaan penasihat keuangan.

Dilansir dari berbagai sumber, Rosan pernah masuk daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes pada 2009 dengan harta yang ditaksir mencapai Rp6,7 triliun.

Dony Oskaria 

Dony Oskaria merupakan Wakil Menteri BUMN yang dilantik Prabowo pada 21 Oktober 2024. Tak berselang lama, dia ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Wakil Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). 

Jabatan di Pertamina diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar pada November 2024.

Dia bukanlah orang baru di perusahaan pelat merah, sebelum ditunjuk Prabowo, Donny Oskaria menjabat selaku Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney.

Pada 2014 silam, Dony pernah mengisi posisi Wakil Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk,. Tak hanya itu, juga menjabat Komisaris Garuda Indonesia sejak Desember 2014, hingga akhirnya diberhentikan oleh eks Menteri BUMN Rini Soemarno pada April 2019.

Diketahui Dony Oskaria lahir di Tanah Datar, Sumatera Barat, 1969, akhirnya merantau ke Jakarta.

Di Jakarta, Dony melanjutkan studinya di SMPN 75 Kebon Jeruk, lalu ke SMA 78. Setelah lulus, dia kuliah di jurusan akuntansi Universitas Andalas pada 1989. Dalam perjalannya Dony kemudian pindah ke Universitas Padjadjaran jurusan Hubungan Internasional.

Setelah Lulus dirinya mulai melebarkan sayap di bidang bisnis perbankan yang berada di bawah naungan CT Corp, yakni PT Bank Mega Tbk.

Dia juga menjabat di beberapa bisnis holding group CT Corp, seperti CEO Trans Kalla Makassar, CEO AntaVaya, hingga CEO untuk Trans Studio, Trans Hotel, dan Trans Mall.

Pandu Sjahrir 

Nama Pandu Patria Sjahrir sudah mulai akrab didengar usai terpilih menjadi salah satu komisaris di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tak hanya menjabat sebagai komisaris, Pandu juga merupakan Ketua Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI-ICMA) di 2018.

Kepiawaiannya mengolah berbagai potensi di dunia bisnis, investasi membuatnya berada pada posisi saat ini. 

Sebelum sukses seperti sekarang, Pandu Patria Sjahrir sudah 12 tahun membangun bisnis batu bara lewat PT Toba Bara Sejahtera (TBS) Energi Utama Tbk (TOBA). 

Pria lulusan Stanford Graduate School of Business ini menjelaskan, bisnis di sektor batu bara memiliki fundamental yang kuat. Terlepas dari beberapa saham batu bara yang tergelincir imbas adanya kabar lonjakan Covid-19, aktivitas usaha di sektor batu bara tidak akan terganggu. 

Pandu Patria yang juga merupakan keponakan Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia. 

Adapun, Pandu merupakan anak pasangan Nurmala Kartini Sjahrir yang merupakan adik eks Menteri Koordinator Bidang Investasi dan Maritim, Luhut Binsar Pandjaitan.

Sumber: okezone
Foto: Rosan, Dony Oskaria hingga Pandu Sjahrir Dikabarkan Jadi Bos Danantara yang Diluncurkan Hari Ini. (Foto; Okezone.com/Ist)

Komentar

Artikel Terkait

Rekomendasi

JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Terkini