GELORA.ME - Kasus terkait judi online terus bermunculan. Dari level bandar yang ditangkap sampai warga biasa yang menjadi korban hingga menimbulkan dampak negatif lainnya selalu menjadi topik pembicaraan hangat di masyarakat.
Korban dari darurat judi online yang semakin meresahkan di Indonesia ini datang dari berbagai kalangan. Namun kebanyakan, yang jadi incaran adalah mereka yang datang dari ekonomi lemah hingga literasi yang kurang baik.
Benar-benar jadi momok menakutkan yang tidak pandang bulu. Pokoknya ngeri. Jangan sampai keluarga kita menjadi korban dari tipu daya judi online ini.
Bikin geger lagi adalah kabar mengenai TNI Lettu Laut Eko Damara (30) diduga bunuh diri usai terlilit utang akibat judi online. Hal ini juga menjadi atensi dari pemerintah melalui Kementerian terkait yaitu Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Menkominfo Budi Arie Setiadi menyatakan, Indonesia saat ini darurat judi online. "Saya ingin kembali menekankan bahwa Indonesia darurat judi online. Satu dari sekian banyak orang, terutama kasus terkini, bahwa kabar seorang perwira TNI buruh diri diduga terlilit utang karena judi online,” kata Budi Arie baru-baru ini di Jakarta.
Terkait kasus TNI bunuh diri gara-gara judi online itu mengemuka karena viral di media sosial. Personel kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Mobile RI-PNG Batalyon Infanteri 7 Marinir itu meninggalkan utang sekitar Rp 819 juta sebelum bunuh diri.
Namun kasus tersebut hanya satu contoh dari banyaknya kasus serupa, masyarakat yang terjerat tipu daya judi online. Alih-alih kaya dalam waktu singkat, uang raib ditelan bandar judi online. Ngerinya, uang modal bertaruh judi tadi diambil dari pinjaman online yang efeknya nggak kalah ngeri.
Melihat fenomena tersebut, Ekonom dari Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi menyebut, fenomena judi online yang sedang mengincar masyarakat Indonesia merupakan akumulasi dari peliknya masalah hidup si korban.
Menurut Fithra, masalah tersebut tidak cukup diselesaikan hanya dengan literasi keuangan yang baik saja. Ada persoalan lainnya yang juga perlu jadi atensi pemerintah. Jadi tidak bisa jika hanya memiliki literasi digital dan literasi keuangan yang cukup saja.
"Literasi adalah satu hal mungkin yang perlu kita perlu kita push. Tapi di sisi yang lain, kita juga harus kemudian meningkatkan taraf hidup mereka kenapa sih mereka masih judi online?" kata Fithra ditemui JawaPos.com usai acara Media Talkshow HUT ke-16 SRC di Jakarta, Senin (27/5).
Artikel Terkait
Purbaya Yudhi Sadewa: Target Ekonomi Indonesia Tumbuh 8% di Era Prabowo
Inpres Jalan Daerah 2025: Strategi PUPR Percepat Konektivitas & Ketahanan Pangan
Harga Pertamina Dex & Dexlite Naik 1 November 2025: Daftar Lengkap Terbaru
Optimisme Pelaku Industri Tembus 70,5% di Oktober 2025, IKI Ekspansif