Israel Dikucilkan Buntut Genosida di Gaza, Menlu Turki: Hukum Internasional dan HAM Diinjak-injak

- Rabu, 15 Mei 2024 | 00:15 WIB
Israel Dikucilkan Buntut Genosida di Gaza, Menlu Turki: Hukum Internasional dan HAM Diinjak-injak

Namun, tidak ada makanan yang memasuki dua penyeberangan utama di Gaza selatan selama seminggu terakhir.



Penyeberangan Rafah ke Mesir telah ditutup sejak pasukan Israel merebutnya seminggu lalu.


Pertempuran di kota Rafah membuat kelompok bantuan kemanusiaan tidak bisa mengakses persimpangan Kerem Shalom yang dekat dengan Israel, meskipun Israel mengatakan pihaknya mengizinkan truk pasokan masuk dari wilayahnya.


Selama seminggu terakhir, militer Israel meningkatkan pemboman dan operasi lainnya di Rafah sambil memerintahkan penduduk untuk mengungsi dari beberapa bagian kota.


Israel berkeras bahwa ini adalah operasi terbatas yang fokus pada pembasmian terowongan dan infrastruktur militan lainnya di sepanjang perbatasan dengan Mesir.


Diketahui, perang dimulai ketika Hamas dan militan lainnya menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 250 orang lainnya.


Hamas diklaim masih menahan sekitar 100 orang tawanan dan lebih dari 30 orang lagi setelah sebagian besar sisanya dibebaskan dalam gencatan senjata tahun lalu.



Di sisi lain, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 35.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan dalam angkanya.


Sementara, Israel mengatakan mereka telah membunuh lebih dari 13.000 militan, tanpa memberikan bukti.


Kemudian, pembicaraan selama berbulan-bulan yang dimediasi secara internasional mengenai gencatan senjata dan pembebasan sandera tampaknya terhenti pekan lalu setelah Israel melancarkan serangannya ke Rafah.


Israel telah menolak tuntutan utama Hamas untuk mengakhiri perang dan menarik pasukannya dari wilayah tersebut.


Israel mengatakan hal itu akan memungkinkan kelompok militan tersebut mendapatkan kembali kendali dan melancarkan lebih banyak serangan seperti yang terjadi pada 7 Oktober


Sumber: Tribunnews

BERIKUTNYA

SEBELUMNYA

Halaman:

Komentar