Bahkan, Nita sudah mendapatkan izin dari Arya, namun mungkin kecewa dengan keputusan orang tuanya.
"Saya tuh sebenarnya sudah izin enggak asal jual. Arya juga sudah ngizinin, tapi mungkin mulut mah ngizinin, hati mah enggak karena mungkin barang kesukaan dia, jerih payah dia," ujar Nita pada Senin (13/5/2024), dikutip TribunCirebon.com.
Terlebih, suaminya, Alipyanto tidak bisa memenuhi finansial keluarga selama delapan bulan terakhir.
"Jadi, ada barang itu (handphone dan sepeda) ya saya jual, buat makan sehari-hari. Jadi mungkin itu barang yang Arya senang, hasil nabung sendiri, jerih payah sendiri," ucapnya.
Akibat keadaan tersebut, Arya tidak hanya kehilangan barang-barang yang menjadi kebanggaannya, tapi juga harus berhenti sekolah sejak bulan Agustus tahun lalu.
Sebelumnya, Arya pernah mengalami insiden di sekolah yang membuatnya dijauhi teman-temannya.
"Arya pernah ngamuk di sekolah, pernah ngebrak sekolah, jadi teman-temannya takut, sehingga saya putuskan Arya enggak sekolah dulu khawatir teman-temannya ngebully Arya gitu," ujar Nita.
Meskipun sudah berusaha menjaga kebahagiaan Arya, Nita merasa kesulitan karena harus menghadapi perubahan perilaku Arya yang semakin memprihatinkan.
"Makin ke sini, kondisi Arya makin memprihatinkan, karena suka mukulin kepala sendiri tuh," katanya.
Dengan kondisi tersebut, Nita berharap agar Arya dapat segera pulih dan kembali seperti semula.
"Saya inginnya tuh Arya bisa sembuh, bisa sekolah lagi kayak dulu, sembuh seperti sedia kala. Terus bisa punya teman banyak lagi untuk bermain, normal lah kayak layaknya anak-anak yang lain," pungkas Nita.
Disdik Cirebon sambangi Arya
Tak hanya pihak RT RW, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon mendatangi rumah Arya.
Terlihat, perwakilan rombongan tersebut berinteraksi dengan Arya yang didampingi ibunya.
Namun tak lama berinteraksi, Arya terlihat menangis.
Kabid Pendidikan Dasar Disdik Kota Cirebon, Ade Cahyaningsih mulanya ingin mengajak Arya berkeliling untuk jalan-jalan sebagai salah satu upaya menenangkan kondisi Arya.
Namun, ajakan itu ditolak Arya dan rombongan Disdik Kota Cirebon memilih meninggalkan dan membiarkan Arya tenang di dalam rumah oleh ibunya.
Hasil kunjungannya ke rumah Arya, Ade menyebut, Arya awalnya terlihat baik dan cerdas dalam pelajaran dari kelas I hingga kelas VI.
Namun dua bulan menginjakkan kaki di kelas VI pada Agustus 2023 lalu, Arya mengalami masalah psikologis yang bermula dari permasalahan internal keluarga, terutama berkaitan dengan masalah ekonomi.
"Kami juga tidak bisa menyalahkan ibunya pada akhirnya, hanya mungkin kesedihan si anak ini tidak bisa diluapkan, karena Arya termasuk orang pendiam," ujar Ade saat diwawancarai media, Senin (13/5/2024).
Meskipun berbagai bantuan sosial seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Indonesia Pintar (PIP), dan Program Keluarga Harapan (PKH) telah diberikan oleh pihak terkait, termasuk bantuan dari kelurahan dan warga, namun penanganan terkait masalah psikologis dan mental Arya memerlukan pendekatan yang lebih khusus.
Ade juga menekankan pentingnya terapi yang berkelanjutan untuk membantu Arya pulih dari kondisinya saat ini.
Meskipun demikian, ia menyatakan optimis bahwa masih besar kemungkinan Arya bisa kembali ke kondisi semula.
"Saya memperhatikan masih besar kemungkinan Arya bisa kembali ke sedia kala," ucap Ade
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
Prabowo Undang Guru Bahasa Inggris dari Selandia Baru untuk Latih Calon PMI
KPK Selidiki Proyek Whoosh KCJB: Jokowi dan Para Menteri Bisa Dipanggil
Arab Saudi Cetak Rekor 4 Juta Visa Umrah dalam 5 Bulan, Begini Aturan Barunya
Nanang Gimbal Dituntut 15 Tahun Penjara, Ini Kronologi Pembunuhan Sandy Permana