Meskipun ini adalah serangan pertama yang menewaskan personel militer AS dalam serangan milisi sejak dimulainya perang Israel melawan Hamas di Gaza, Biden menekankan bahwa tidak mencari konflik yang lebih meluas.
Opsi yang mungkin menjadi pilihan ialah serangan langsung di dalam Iran, termasuk pada Pasukan Garda Revolusi Islam (IRGC) Quds Force, serta kapal Iran di laut dan kelompok milisi yang didukung oleh Tehran, dan pemimpin militan kunci di Irak dan Suriah.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby menyiratkan kemungkinan pendekatan bertingkat dengan serangkaian tindakan dari waktu ke waktu.
Namun, ini juga merupakan langkah berisiko tinggi karena dapat memprovokasi milisi dan memicu kemarahan Tehran.
Serangan terhadap aset atau pemimpin Iran di luar negeri mungkin menjadi alternatif yang lebih dapat diterima, seperti yang terjadi pada tahun 2020 ketika Jenderal Qassem Soleimani tewas dalam serangan drone di Irak.
Kelompok milisi yang didukung Iran di Irak dan Suriah mungkin juga menjadi target kembali.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianhaluan.com
Artikel Terkait
ADMM-Plus 2025: Hasil, Isu, dan Komitmen Kerja Sama Pertahanan ASEAN
Viral Mobil SPPG Angkut Babi di Nias, BGN Laporkan ke Polisi
Hasil Liga Italia Pekan 10: Debut Manis Spalletti Bawa Juventus Menang, Napoli Ditahan Como
Gempa Magnitudo 3.0 Guncang Bandung, Terasa hingga Kertasari dan Pangalengan