Meskipun ini adalah serangan pertama yang menewaskan personel militer AS dalam serangan milisi sejak dimulainya perang Israel melawan Hamas di Gaza, Biden menekankan bahwa tidak mencari konflik yang lebih meluas.
Opsi yang mungkin menjadi pilihan ialah serangan langsung di dalam Iran, termasuk pada Pasukan Garda Revolusi Islam (IRGC) Quds Force, serta kapal Iran di laut dan kelompok milisi yang didukung oleh Tehran, dan pemimpin militan kunci di Irak dan Suriah.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby menyiratkan kemungkinan pendekatan bertingkat dengan serangkaian tindakan dari waktu ke waktu.
Namun, ini juga merupakan langkah berisiko tinggi karena dapat memprovokasi milisi dan memicu kemarahan Tehran.
Serangan terhadap aset atau pemimpin Iran di luar negeri mungkin menjadi alternatif yang lebih dapat diterima, seperti yang terjadi pada tahun 2020 ketika Jenderal Qassem Soleimani tewas dalam serangan drone di Irak.
Kelompok milisi yang didukung Iran di Irak dan Suriah mungkin juga menjadi target kembali.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianhaluan.com
Artikel Terkait
2.603 Rumah Bantuan Dibangun Tanpa APBN, Tzu Chi & Menteri Ara Berkontribusi
Bantuan Rp 10.000 Per Hari dari Mensos: Jadup 3 Bulan untuk Korban Bencana Sumatera
Lisa Mariana Minta Maaf ke Atalia via DM: Unggah Bukti & Reaksi Warganet
Pembangunan Huntara Agam Ditarget Selesai 1 Bulan, Prabowo Janjikan Hunian Tetap 70 m²