Dibeberkan, isi dalam kontrak termasuk pengadaan 45 peluru rudal dan unit peluncur terkait, serta terminal pengguna milik Turki.
"Kontrak ini membuka jalan bagi Angkatan Laut Indonesia untuk menjadi pelanggan ekspor pertama senjata berpemandu yang dikembangkan oleh Turki," terangnya.
Baca Juga: Usai Perbaikan Gangguan Listrik Aliran Atas di Stasiun Cakung, Terjadi Kepadatan Lintasan Kereta
Untuk diketahui, Atmaca (Hawk) adalah peluru kendali anti-kapal pertama yang dikembangkan di dalam negeri Turki untuk mengurangi ketergantungan Angkatan Laut Turki pada AGM-84 Harpoon.
Rudal ini dikembangkan bersama oleh perusahaan pertahanan Turki Roketsan dan Aselsan, serta produsen mesin turbin Kale Arge. Pengerjaan program ini dimulai pada tahun 2009.
"PT Republik Defensindo adalah perantara lokal sistem persenjataan di Indonesia," bebernya.
Setiap peluru Atmaca berbobot 750 kg, dan terdiri dari badan pesawat rudal sepanjang 5,2 m dengan lebar sayap 1,4 m, dan hulu ledak berdaya ledak tinggi 220 kg.
"Rudal tersebut dapat menyerang sasaran pada jarak lebih dari 220 km," sambungnya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianmassa.id
Artikel Terkait
Jokowi Absen di Kongres III Projo: Kekecewaan atau Sinyal Perubahan Arah?
APG Westkampar Indonesia Catat Rekor Produksi Minyak 1.011 BOPD di 2025, Ini Strateginya
Fadly Alberto Ungkap Perasaan Campur Aduk Jelang Debut di Piala Dunia U-17 2025
November Run 2025 di TMII: Seskab Teddy Lepas 4.000 Peserta Peringati Hari Pahlawan