Setelah para capres saling menanggapi, Anies mendapat penegasan dari Capres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto bahwa dirinya tak mungkin bisa menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2017 jika tidak ada partai politik.
Prabowo ingin menunjukan bahwa, partainya saat itu merupakan partai oposisi. Dan kehidupan saat itu sangat demokratis di bawah pemerintahan Joko Widodo.
Anies lalu menanggapi, bahwa oposisi sangat penting dan sama-sama terhormat.
“Sayangnya tidak semua orang tahan untuk berada menjadi oposisi. Seperti disampaikan oleh Pak Prabowo, Pak Prabowo tidak tahan untuk menjadi oposisi,” ungkapnya.
“Apa yang terjadi? Beliau sendiri menyampaikan, tidak berada dalam kekuasaan, membuat tidak bisa berbisnis, tidak bisa berusaha, karena itu harus berada di dalam kekuasaan, kekuasaan lebih dari soal bisnis, kekuasaan lebih soal uang, kekuasaan adalah kehormatan untuk menjalankan kedaulatan rakyat,” pungkasnya.
Sumber: rmol.
Artikel Terkait
Diduga Ada Transaksi Gelap di Balik Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Ini Kata Pengamat!
Copeg! Komisaris Transjakarta Didesak Mundur Usai Ancam Gorok Leher Karyawan Trans7
Viral! Bjorka Bocor Data Registrasi SIM Card, Roy Suryo Tersangkut
Nadiem Makarim & Ainun Naim Diduga Kuasai Trisakti secara Ilegal, Ini Fakta-faktanya