Heboh Jokowi, Sejatinya Duel 2 Kubu Lama

- Jumat, 10 November 2023 | 18:30 WIB
Heboh Jokowi, Sejatinya Duel 2 Kubu Lama



OLEH: DJONO W OESMAN

    

DIUNGKAP: Presiden Joko Widodo pernah minta jabatan dilanjut tiga periode pada Ketua Umum PDIP  Megawati Soekarnoputri. Mega menolak, karena tidak ingin Jokowi jadi seperti Presiden I RI, Ir Soekarno, ayah Mega, yang terguling oleh para orang dekat penjilat.


Isu ini sering dipublikasi para petinggi PDIP, sejak Gibran Rakabuming Raka (kader PDIP) jadi Cawapres mendampingi Capres Prabowo Subianto. Tak sejalan dengan PDIP yang mencalonkan pasangan Capres-Cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD.





Sejak itu PDIP gencar mengungkap "kasih sayang politik" Megawati Soekarnoputeri terhadap Jokowi. Yang akhirnya dibalas Jokowi dengan mendukung pasangan Prabowo-Gibran (anaknya sendiri).


Isu ini jadi menukik-menghujam setelah politisi senior PDIP, Panda Nababan mengungkap secara detil, dalam wawancara khusus Panda dengan Tribunnews, Senin (6/11). Di situ diungkap jelas dan detil, begini:


Panda tidak menyebut keterangan waktu kejadian. Dan merahasiakan nama tokoh yang jadi penghubung pesan dari Jokowi kepada Mega. “Tokoh itu teman baik saya, juga teman baik Mas Jokowi,” kata Panda.


Teman cerita langsung ke Panda, bahwa si teman dimintai tolong Jokowi untuk menyampaikan ke Mega, Jokowi minta kekuasaannya diperpanjang tiga periode. Mega menolak.


Ditolak sekali, Jokowi meminta teman itu meminta lagi ke Mega dengan permintaan yang sama. Ditolak lagi. Sampai tiga kali permintaan diajukan, semuanya ditolak Mega. Alasannya, dikatakan Panda begini:


“Tidak ada cerita tiga periode. Tidak ada dalam kamus. Hormati undang-undang dua periode. Karena, Mega juga punya pengalaman pahit yang dialami bapaknya (Presiden RI pertama, Soekarno), Presiden seumur hidup dibikin, orang-orang yang menjilat Soekarno, jadi itu referensi Mega.”


Tulisan ini tidak menyoal konflik PDIP versus Jokowi. Biarlah itu urusan mereka. Urusan rebutan kuasa (power). Partai besar PDIP melawan individu Jokowi. Disebut individu (bukan sebagai Presiden RI) karena dalam hal ini melibatkan putera Jokowi, Gibran. Opini rakyat terpecah, antara mendukung Jokowi atau PDIP.


Gaung konflik ini sampai ke Amerika Serikat (AS). Carnegie Endowment for International Peace, LSM politik berbasis di Washington DC, AS, terbitan 5 Oktober 2023 ditulis Sana Jaffrey, bertajuk Indonesia’s 2024 Presidential Election Could Be the Last Battle of the Titans, mengungkap itu.


Di tulisan itu Jaffrey menyatakan, politik Indonesia sampai sekarang masih dikuasai dua kubu lama. Kubu Soekarno, presiden pertama RI, dan kubu Soeharto, presiden kedua RI. Karena dua presiden inilah paling lama berkuasa di Indonesia. Sehingga membangun jaringan sangat kuat.


Para elit politiknya sekarang sudah pada usia tua. Tapi mereka tetap berebut kuasa, Menarik simpati dari sekitar 200 juta pemilih dalam Pemilu 14 Februari 2024. Itulah pertarungan terakhir mereka sebagai Titan. Istilah Titan dalam mitologi Yunani adalah para penguasa bumi turun-temurun, sebelum para dewa Olimpus.


Joko Widodo, sebut Jaffrey, adalah perkecualian. Jokowi adalah anomali politik Indonesia. Semula bukan siapa-siapa (sebenarnya pengusaha mebel) lalu dijagokan PDIP jadi Wali Kota Solo dan terpilih. Memimpin Solo dengan baik. Dan seterusnya, sampai jadi Presiden RI dua periode.


Tentu, terpilihnya Jokowi jadi presiden pertama kali, mengejutkan dua kubu para Titan itu. Lebih mengejutkan mereka lagi, Jokowi bekerja bagus. Sehingga disukai rakyat (tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi 81,9 persen, versi Lembaga Survei Indonesia, 1-8 Juli 2023).


Halaman:

Komentar