"PBB dahulu memiliki 'prinsip' dan 'otoritas,' namun kini telah hilang," lanjut Mokhiber. "Namun rakyat Palestina adalah yang paling menderita karena kegagalan ini," tambahnya.
Selain itu, Mokhiber juga menyerukan kepada PBB untuk meninggalkan "solusi dua negara yang ilusif" dan menyarankan pembentukan "negara tunggal, demokratis, sekuler di seluruh wilayah bersejarah Palestina".
Mokhiber menegaskan bahwa untuk memperbaiki situasi, PBB perlu belajar dari aksi nyata yang diambil oleh masyarakat dunia. "PBB harus belajar dari sikap prinsip yang diambil di kota-kota di seluruh dunia, di mana banyak orang menentang genosida," pungkasnya.
Keputusan Mokhiber ini diperkirakan akan membawa dampak signifikan terhadap diskursus global mengenai krisis Palestina-Israel dan peran PBB dalam menangani konflik internasional.
Craig Mokhiber tidak lagi berdiam diri dan memilih untuk berbicara secara terbuka tentang apa yang dia anggap sebagai kegagalan tragis dari sebuah organisasi yang didirikan untuk memajukan hak asasi manusia dan keadilan internasional.
Sumber: inilah.
Artikel Terkait
Kepala BNPB Minta Maaf ke Bupati Tapsel: Analisis Lengkap & Respons Banjir Bandang Sumatera
Masyarakat Adat Desak Prabowo Copot Bahlil dan Raja Juli Atas Tambang Ilegal Picu Bencana Sumatera
Gus Ulil Dibombardir Telepon & WA Usai Debat Panas dengan Greenpeace, Apa Isu Wahabisme Lingkungan?
Impor Beras 2025: 364.300 Ton untuk Kebutuhan Khusus & Industri, Kementan Pastikan Tak Ganggu Harga Petani