Pada 9 Oktober 1965, dua batalyon para komando (RPKAD) dikirim ke Yogyakarta untuk memburunya.
Pertempuran antara tentara PKI dengan para komando tak terelakkan. Dalam waktu singkat orang-orang PKI berhasil ditaklukkan. “Pada akhir November semua perlawanan mereka yang terorganisasi berakhir”.
Kendati demikian DN Aidit berhasil meloloskan diri. Selama tiga minggu ia bersembunyi di Surakarta, yakni berlari dari satu pos ke pos lain. Aidit sudah lama terkenal licin dan sulit ditangkap.
Pada peristiwa Madiun 18 September 1948, Aidit juga sempat tertangkap namun berhasil meloloskan. Agar tidak terus diburu, ia menyebarkan isu berhasil kabur ke RRC. Padahal posisinya bersembunyi di Jakarta.
Begitu juga saat dikejar-kejar selama tiga Minggu di Surakarta. Aidit masih bisa berkomunikasi secara klandestin dengan para pengikutnya. Pada 21 Oktober 1965 malam, Aidit tertangkap.
Pimpinan tertinggi yang berhasil membawa PKI menjadi partai empat besar dalam perolehan suara di Pemilu 1955 itu, kemudian dieksekusi di wilayah Boyolali, Jawa Tengah.
Sebagaimana peristiwa November 1926 dan 18 September 1948, nasib PKI kembali tamat. Seluruh pimpinan, kader dan simpatisan di Indonesia diburu dan ditangkap. Tidak sedikit orang-orang PKI dihabisi oleh massa yang marah.
Terutama di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah yang pada Pemilu 1955 menjadi basis terkuat PKI. Pada 12 Maret 1966 PKI secara resmi dibubarkan sekaligus dinyatakan sebagai partai politik terlarang.
Sumber: okezone
Artikel Terkait
Petani di Lombok Barat Tewas Tersengat Listrik Saat Tebang Pohon Pisang, Ini Kronologinya
Ahmad Sahroni Sembunyi di Plafon & Jatuh Saat Rumahnya Dijarah Massa
KPK Panggil Valentino Matthew, Anak Pengusaha Menas Erwin, Terkait Kasus Pencucian Uang di MA
Menkeu Purbaya: Tujuan APBN untuk Kaya Bersama, Bukan Segelintir Orang