Dirinya pulang ke Indonesia hanya satu kali.
Alasan yang membuat Salim nyaman bekerja di Malaysia adalah suasana kebun yang seperti di tempat tinggalnya.
Suasanya seperti di Jawa, tanah kelahiran dan tempat asalnya di Blitar.
Berbeda ketika saat dirinya jadi tukang bangunan, dia harus tinggal di kota besar.
"Menghindari godaan, godaan nomor, minum-minuman, karena tempatnya ga seperti teman-teman yang dulu," ungkap Salim
Bekerja di perkebunan nanas, Salim ditugaskan untuk merawat nanas yang ada di kebun hingga dengan panen.
Dia dibayar dengan sistem harian, per hari ia bisa diberi upah 60 ringgit atau 70 ringgit, jika dirupiahkan bisa sebesar Rp200 ribu.
Beda jika sedang panen, semua pekerja di kebun nanas bisa digaji 100 ringgit per setengah hari.
Jika sampai sore, pekerja bisa digaji sebesar 200 ringgit atau Rp600ribuan.
Tetap menurut Salim, memanen nanas menang tidak setiap hari.
"Tapi gada setiap hari memanen, gada," ujar Salim.
Hal tersebut karena harus menunggu masa panen datang.
Ketika masa memanen buah nanas tiba, Salim bisa mengirim uang kepada keluarganya dengan jumlah yang besar.
"Tapi gada setiap hari memanen, gada," tandasnya.***
Sumber: hops
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Apple Proyeksikan Penjualan iPhone Tumbuh Dua Digit di Kuartal Liburan, Saham Melonjak
Golden Dome AS Tak Berkutik: Pakar Beberkan Alasan Rudal Nuklir Burevestnik Rusia Tak Terkalahkan
Demo Toba PKL Tuntut Klarifikasi Pendeta Victor Tinambunan, Bupati Turun Tangan
3 Tersangka Penipuan Trading Kripto Rugikan Korban Rp 3 Miliar, Ini Modusnya