"Kita membangun jati diri atas dasar watak ideologi partai, nggak pernah membeda-bedakan suku, agama, status sosial, jenis kelamin, itu kita paling kokoh," ungkap Hasto, dikutip pada Sabtu (16/9/2023).
Hasto lalu mencontohkan bagaimana PDIP bertaruh besar dengan mencalonkan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta 2017.
"Meskipun membawa konsekuensi nggak menang," ujar Hasto, yang kemudian menyinggung sedikit soal masalah polusi udara hingga ketidakmampuan pemimpin daerah selanjutnya dalam mengatasi masalah tersebut.
"Tapi kan akhirnya selama lima tahun politik kebeneran, itu kan orang berandai-andai, 'Aduh seandainya DKI dipimpin Pak Ahok, itu sudah bebas dari polusi udara saat ini'," kata Hasto.
"Seandainya dipimpin Pak Ahok hanya dalam waktu singkat aja mampu membangun ring di Bundaran Semanggi, maka orang membayangkan, 'Ke mana pasukan oren, pasukan biru, pasukan hijau yang sebelumnya membantu rakyat?' Sekarang tidak kelihatan lagi," sambungnya.
Hasto memang tidak menyebutkan nama, tetapi diketahui Ahok kalah di Pilgub DKI Jakarta 2017 oleh Anies Baswedan. Lalu Anies menjabat selama 5 tahun hingga 2022 dan kini digantikan oleh Heru Budi Hartono.
Sumber: suara
Artikel Terkait
Prabowo Disambut Gemuruh Diaspora di Malaysia, Ada Aksi Gemoy dari Shafa
Viral Pengeroyokan Pelajar di Langkat, 2 Pelaku Ditangkap! Ini Penyebabnya
Amandemen UUD 1945 Kembali Dibuka, Ketua MPR: Kami Tidak Mengunci Rapat-Rapat
Persija Jakarta Ganas di Klasemen! Dony Tri Pamungkas: Tren Kemenangan Beruntun Akan Terus Berlanjut