Anggota Parlemen Shiv Sena (UBT), Sanjay Raut, menyatakan pada Rabu bahwa mengubah nama India menjadi Bharat merupakan ‘penghinaan’ terhadap Konstitusi yang dibuat oleh Dr BR Ambedkar. Ia menunjukkan bahwa Konstitusi negara tersebut telah memasukkan kata ‘India’ dan ‘Bharat’, dan tidak ada seorang pun yang memiliki masalah dengan penggunaan kata ‘India’ selama bertahun-tahun. Sehingga, dia mempertanyakan siapa yang memberi hak kepada mereka untuk melakukan perubahan nama tersebut sekarang.
Di tengah kecaman, pemerintah BJP makin kekeuh. Pemerintah saat ini berencana menghapus sepenuhnya kata “India” dari Konstitusi, menurut laporan media. Langkah ini kabarnya sedang dipertimbangkan dalam Sidang Khusus Parlemen mendatang yang dijadwalkan digelar pada 18-22 September.
Masih harus dilihat apakah pemerintah pusat benar-benar akan menghapus kata “India” dari Konstitusi dan menjadikan “Bharat” sebagai satu-satunya nama negara. Jika hal ini terjadi, maka timbul pertanyaan apakah Pakistan memang akan mengklaim nama ‘India’.
Tentang 'Bharat'
Selama bertahun-tahun, pemerintahan nasionalis BJP telah mengubah nama kota-kota kolonial, dengan dalih membantu India mengatasi mentalitas perbudakan. Dalam bahasa Inggris raksasa Asia Selatan disebut India, sedangkan dalam bahasa India disebut juga Bharat, Bharata, dan Hindustan.
Pembukaan konstitusi versi bahasa Inggris dimulai dengan kata-kata "Kami, rakyat India". Kemudian di Bagian Pertama dokumen tersebut dinyatakan “India, yaitu Bharat, akan menjadi perserikatan negara-negara.”
Dalam bahasa Hindi, konstitusi bergantian penyebutan India dengan Bharat, kecuali bagian yang mendefinisikan nama negara tersebut. Menghapus nama India dan hanya menggunakan Bharat memerlukan amandemen konstitusi yang harus disetujui oleh dua pertiga mayoritas di kedua majelis parlemen.
Penulisan perubahan nama terjadi beberapa hari setelah pemerintah mengumumkan sidang khusus parlemen selama lima hari yang mengejutkan pada akhir bulan ini, tanpa mengungkapkan agenda apa pun. Langkah tersebut memicu laporan yang belum dikonfirmasi bahwa perubahan nama dapat didiskusikan dan disahkan selama sesi tersebut.
Belum ada konfirmasi apakah langkah tersebut sedang direncanakan. Namun anggota pemerintah dan partai berkuasa BJP telah menyarankan agar nama Bharat lebih diutamakan daripada India. Kelompok ultranasionalis Hindu Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), induk ideologis BJP, selalu bersikeras menyebut negara itu Bharat.
Nama India dan Bharat telah ada selama lebih dari dua milenium. Beberapa pendukung nama Bharat menyatakan, nama "India" diberikan oleh penjajah Inggris. Sementara para sejarawan mengatakan, nama "India" sudah ada sejak berabad-abad sebelum pemerintahan kolonial.
India berasal dari sungai Indus, yang dalam bahasa Sansekerta disebut Sindhu. Wisatawan dari Yunani akan mengidentifikasi wilayah tenggara Sungai Indus sebagai India bahkan sebelum kampanye Alexander Agung di India pada abad ke-3 sebelum masehi. Nama Bharat muncul dalam kitab suci India kuno. Namun menurut beberapa ahli, nama Bharat digunakan sebagai istilah identitas sosial budaya ketimbang geografi.
Sumber: republika
Artikel Terkait
Kejagung Buru Silfester Matutina, Terkait Kasus Fitnah terhadap Keluarga Jusuf Kalla
TV Malaysia Salah Sebut Prabowo sebagai Jokowi di KTT ASEAN, Langsung Minta Maaf
27+ Situs Pengganti IndoXXI & Rebahin 2024: Legal, Aman, dan Banyak yang Gratis!
Hujan Deras & Angin Kencang Tumbangkan 8 Pohon di Jaksel, 1 Meninggal Dunia