Tapi jika mereka kalah, penilaian sebaliknya yang akan diterima. “Inilah contoh, jika kita berkhianat dengan kesepakatan. Kita memang bisa menelikung dari partner kita. Tapi rakyat banyak tak bisa ditipu. Mereka marah. Tuh, lihat hasilnya.”
Jika menang, langkah mereka akan dijadikan standar berpolitik praktis. “Tak apa menelikung teman sendiri. Yang penting menang dulu.”
Jika kalah, komen sebaliknya yang diterima. “Anies dan Surya Paloh masuk dalam jebakan Batman.“
Kasus Cak Imin di KPK atau Kejagung mungkin saja akan diangkat kembali. Walaupun lolos, tak berujung penjara, berita intensif kasus Cak Imin dipanggil KPK atau Kejagung akan menjadi beban elektabilitas Anies Baswedan.
Apapun yang terjadi, publik semakin menyaksikan. Pada akhirnya, semangat restorasi yang dibawa Nasdem, atau isu perubahan, pembaharuan, intelektualitas yang ditempelkan ke Anies dikalahkan oleh hukum besi politik.
Aneka jargon soal kebaruan itu berakhir sebagai politics as usual. Ujungnya, semua adalah sama, adalah politisi, sebagaimana layaknya politisi sejak dahulu kala. Dalam politik, tak ada teman atau musuh abadi. Yang abadi adalah kepentingan!
Demikianlah kita menyaksikan. Dalam politik praktis, seringkali terjadi akrobat dan langkah tak terduga. Apalagi dalam politik Indonesia.
Pun kita menyaksikan, dalam politik praktis, berbeda antara apa yang dikatakan di ruang tamu dan apa yang terjadi di kamar tidur.
Di ruang tamu dikatakan, “Anies Baswedan diberi kekuasaan penuh menentukan cawapres sendiri.” Di kamar tidur yang sebenarnya terjadi, “Surya Paloh yang lebih menentukan.”
Hingga tutup pendaftaran Pilpres November 2023 nanti, aneka drama masih mungkin terjadi.
*) Denny JA (Intelektual Politik dan Pelopor Lembaga Survei di Indonesia)
Artikel Terkait
Usman Hamid Bongkar Alasan Tolak Gelar Pahlawan untuk Soeharto: Rekam Jejak Kelam Hingga Masa KNIL
Kadis PUPR Riau Ancam Copot Pejabat yang Tolak Setor Fee 5% ke Gubernur Wahid
Prabowo Disebut Beri Sinyal Stop Penyidikan KPK Soal Dugaan Markup Proyek Whoosh
Kebakaran Rumah Hakim PN Medan Khamozaro Waruwu: Polisi Didorong Ungkap Motif dan Dalang