Perusahaan militer swasta yang juga diridikan mantan pejabat badan intelijen Rusia, Dmitry Uktin, itu menonjol karena kedekatan hubungannya dengan pemerintah Rusia. Selain itu, jangkauan aktivitas Wagner sangat luas karena sudah terlibat dalam berbagai perang dan konflik di banyak negara.Sayangnya, hubungan Wagner dan pemerintah Rusia merenggang sejak tahun lalu. Pemicunya Wagner menganggap pemerintah tak mau mendukung tentaranya yang berperang di Ukraina.
Puncaknya pada akhir Juni lalu Prigozhin menuduh militer Rusia menyerang tentara bayarannya di Ukraina dengan rudal. Tuduhan itu dibantah keras oleh Kemhan Rusia.
Namun ketua komisi pertahanan majelis rendah Duma menyebut, penyebab utama Prigozhin memberontak bukan itu, melainkan kebijakan baru yang mengharuskan para relawan atau paramiliter yang berperang di Ukraina meneken kontrak dengan Kemhan. Artinya Prigozhin harus merelakan tentara bayarannya harus mau berada di bawah kendali operasi pemerintah dalam perang di Ukraina.
Jika dilihat dari jumlah personel, Wagner Group masih unggul jauh dibandingkan pasukan khusus Akhmat. Pasukan khusus Akhmat hanya memiliki sekitar 12.000 personel, lebih dari 1.000 di antaranya sudah dikirim ke Ukraina.
Pasukan dengan nama panggilan Kadyrovites ini resmi didirikan pada 1999. Meski jumlah personelnya lebih sedikit dibandingkan Wagner Group, pengalaman pasukan khusus Akhmat di medan pertempuran tak bisa dianggap remeh.
Salah satunya berpartisipasi dalam perang Chechnya II pada 1999 dan sudah memihak ke pihak Rusia.
Sumber: inews
Artikel Terkait
Trump Tetapkan Nigeria Negara Sangat Mengkhawatirkan, Ini Alasannya
Rocky Gerung Kritik Lingkungan Prabowo: Dikelilingi Orang Pragmatis dengan Prinsip Asal Prabowo Senang
Bahaya Pohon Tumbang di Jakarta: Tips & Imbauan Distamhut Saat Hujan
Utang Era Jokowi Tembus Rp 9.138 Triliun, Purbaya Buka Kotak Pandora Ekonomi