Mahasiswa Universitas Negeri Solo ini menyebut, akibat sikapnya dan kawan-kawan mahasiswanya kerap menjadi korban buntut menyuarakan pendapat kritis ke pemerintah.
"Kita menghadirkan kritik akademis, akan tetapi dibalas enggak enak, kita liat di teman-teman UI kemarin diteror, diancam dibunuh. Kita juga sama, dikata-katain, direpresi, diserang buzzer-buzzer, kita mau melakukan aksi, hape diretas, ini jadi makanan sehari bagi mahasiswa saat ini," terangnya.
Secara psikologis, akibat ancaman dan tekanan-tekanan yang menimpa mahasiswa akhirnya membuat daya kritis menjadi kendor karena ancaman-ancaman tersebut.
"Kita beri kritik, membicarakan kebobrokan pemerintah malah kita dapat ancaman, mahasiswa menyuarakan tapi penuh bayang-bayang ketakutan, kita berikan penolakan kebijakan kita malah diretas hapenya. Kritikan itu adalah bagian cinta kita ke pemerintah saat ini," tutupnya.
Sumber: wartaekonomi
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Keluarga Prada Lucky Histeris di Sidang, Desak 17 Terdakwa Dipecat dari TNI
Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Alihkan Pedagang Thrifting ke Produk Lokal, Ini Langkahnya
Pembangunan Kereta Api Trans-Sumatera, Kalimantan, Sulawesi: Perintah Langsung Prabowo untuk Turunkan Biaya Logistik
Strategi Pemerintah Genjot Daya Saing Nasional & Ekosistem Bisnis