Jokowi Jangan Sampai Menempatkan Kepresidenannya di Titik Paling Nadir

- Rabu, 14 Juni 2023 | 22:40 WIB
Jokowi Jangan Sampai Menempatkan Kepresidenannya di Titik Paling Nadir


Kalau saja instrumen lembaga politik kenegaraan berlangsung dengan baik dan benar dalam memegang teguh sumpah pengabdiannya pada bangsa dan negara, niscaya sudah jauh hari tak lagi turut serta mengurus negeri ini sebagai pucuk pemimpinnya. Jokowi tenang di permukaan namun bergejolak di baliknya.


Sebab jelas cawe-cawenya hanyalah kepanjangan upaya penyelamatan diri atas kegagalan jurus tiga periode dan jurus menambah waktu berkuasanya.


Mirisnya, yang jadi tumbal penyimpangan tata etika moral kenegaraan ini adalah lembaga kepresidenannya sendiri. Sesuatu yang sejak kepemimpinan nasional bergulir hingga presiden keenam berjalan secara elegan dan sangat terhormat di mata rakyat.


Cawe-cawe Jokowi bahkan memberi kesan adanya sikap dualisme, kalau tidak mau disebut munafik atau naif. Di mana saat depan Megawati bahasa dukung Ganjar begitu gagah, sementara di lain kesempatan sangat bermanis kata dukungan ketika bersama Prabowo.


Kecuali Anies yang sangat terasa dibencinya, karena mungkin selama lima tahun pamor Gubernur Anies lebih berkelas dibanding Presiden Jokowi. Mungkin saja.   


Maka tanpa harus menjelaskan secara 'Lemhanas' bagaimana sebuah pergantian demokrasi atas kepemimpinan bukanlah sesuatu yang perlu ditakutkan secara berlebihan, apalagi bila telah meninggalkan jejak-jejak kemajuan bagi bangsa ini. Sehingga Jokowi jangan sampai menempatkan kepresidenannya di titik paling nadir lewat cawe-cawe yang terkesan buruk itu. 


(Penulis adalah pemerhati sosial politik)

Halaman:

Komentar