GELORA.ME - Cakradata baru saja merilis analisa percakapan digitalnya yang bertajuk ‘Proporsional Terbuka vs Proporsional Tertutup’. Dalam analisanya tersebut, terdapat potensi terjadinya aksi demo jika sistem pemilu berubah menjadi proporsional tertutup.
Sepanjang periode 1-23 Mei 2023, tren percakapan warganet soal polemik ini meningkat. Tercatat ada sebanyak 2.594 mention dari 1.799 akun media sosial. Tren kenaikan percakapan pada tanggal 10 Mei 20203 sangat signifikan.
“Warganet banyak mengunggah kritik negatif terkait Sidang Perkara Nomor 114/PUU-XX/2022 yang cenderung lambat dan terlalu bertele-tele,” tulis analisa yang termuat dalam rilis yang diterima di Jakarta, Rabu (31/5/2023).
Dari narasi warganet yang menyatakan pro terhadap sistem pemilu terbuka, 48 persen percakapan menyinggung soal potensi terjadinya aksi demo bila sistem pemilu diubah. Kemudian 20 persen percakapan meyakini deklarasi capres PDIP Ganjar Pranowo adalah pertanda baik bagi keberlanjutan sistem proporsional terbuka. Lalu terdapat 18 persen percakapan yang membicarakan perubahan sistem pemilu dekat dengan wacana penundaan pemilu.
Sementara itu, hanya 8 persen percakapan warganet mengatakan sistem proporsional tertutup pertanda kemunduran demokrasi dan hanya 6 persen yang mengatakan potensi penurunan partisipasi demokrasi jika pemilu 2024 menggunakan proporsional tertutup.
Cakradata memotret beberapa warganet yang membicarakan hal tersebut. Diantaranya sebagai berikut:
“Enggak bisa tidur karena mikirin sebentar lagi keputusan @officialMKRI tentang sistem pemilu. Kayaknya harus di demo setiap hari nih, biar sistem pemilu terbuka tetap bertahan. #DukungPemiluTerbuka #MahasiswaBergerak,” tulis akun twitter @SangRibak.
Artikel Terkait
Sandra Dewi Cabut Gugatan, 88 Tas Mewah Hingga Properti Elite Resmi Dirampas Negara
Waspada Hujan Petir di Jakarta Hari Ini! Ini Wilayah & Jam Paling Berisiko Menurut BMKG
3 Jalur Alternatif Mekkah-Madinah 2024: Rute Tercepat & Paling Nyaman untuk Jamaah Umrah
Trump Puji PM Jepang Sanae Takaichi: Dukung Percepatan Militer & Hadiah Nobel, Ini Isi Kesepakatan USD550 M