Chandra berharap, peristiwa yang menimpa HBS dapat menjadi momentum bagi pemerintah untuk menertibkan kepemilikan senjata secara ketat. Sudah banyak kejadian masyarakat menodongkan senjata api di jalan. "Dikhawatirkan potensi penyalahgunaan yang merugikan dan mengakibatkan terganggunya keamanan dan ketertiban masyarakat," katanya.
Chandra meminta polisi mampu menemukan proyektil dalam penyelidikan terkait dugaan penembakan terhadap HBS. Karena dengan ditemukannya proyektil polisi dapat mudah menemukan siapa pelakunya. "Penemuan proyektil menandakan adanya penembakan, jika tidak ditemukan bukan berarti tidak terjadi penembakan. Penemuan proyektil dapat dengan mudah siapa yang memiliki atau histori kepemilikan senjata tersebut, karena setiap proyektil memiliki nomor, kode dan PIN," katanya.
Chandra mengatakan, jika polisi tidak ditemukan proyektil tersebut, maka dapat dilihat dari luka tembak yang ada di bagian tubuh HBS. Karena luka tembak memiliki ciri-ciri atau klasifikasi khusu ditimbulkan pada setiap tembakan yang dilepaskan dari berbagai jarak. "Untuk melihat hal tersebut diperlukan Radiologi Forensik," katanya.
Sumber: news.republika.co.id
Artikel Terkait
Kasus Alvaro Kiano: Ayah Tiri Ternyata Dalang Pembunuhan, Jenazah Ditemukan di Bogor
Polemik Ijazah Capres: KPU & ANRI Diperiksa DPR, Asli atau Palsu?
WPS Office Download: 7 Alasan Kenapa Jadi Rahasia Produktivitas Banyak Orang
Buaya Raksasa 7 Meter di Inhil Mati, Isi Perutnya Ternyata Sampah Plastik dan Pisau