Menurutnya, ketiadaan penyebutan tersebut dalam sebuah karya ilmiah yang komprehensif dan berjumlah ratusan halaman patut dipertanyakan. “Disertasi itu panjang, ratusan halaman, tapi tidak ada satu pun bagian yang menyebut Jokowi sebagai alumnus UGM. Ini menarik,” lanjutnya.
Romo Stefanus juga menyoroti kutipan dalam disertasi yang merujuk pada artikel Solopos mengenai seorang calon wali kota Solo yang pernah mengalami kendala dalam pemenuhan persyaratan administratif. “Dia mengutip artikel Solopos soal ada calon wali kota Solo yang waktu itu persyaratannya kurang. Apakah itu Jokowi, saya juga kurang jelas. Saya tidak bisa memverifikasi artikel Solopos tersebut,” tuturnya.
Meski tidak menyimpulkan secara langsung, Romo Stefanus menekankan bahwa hal ini mengindikasikan pentingnya transparansi dan mekanisme verifikasi dokumen publik, terutama bagi pejabat tinggi negara.
Artikel Terkait
Profesor Ikrar Bongkar Bahaya Legacy Jokowi: Syarat Wapres Tak Lulus SMP Ancam Masa Depan Indonesia!
Ijazah Jokowi & Gibran Diklaim Palsu, Iwan Fals Beri Sindiran Pedas!
Prabowo Kesal Terus Digelendotin Jokowi, Benarkah Hubungan Mereka Retak?
Serakahnomics: Ancaman Penjajahan Gaya Baru yang Wajib Kita Lawan Bersama!