Haidar juga menyoroti upaya transformasi kelembagaan dan pemulihan kepercayaan publik yang sedang dijalankan oleh Kapolri Listyo Sigit. Menurutnya, spekulasi yang beredar justru dapat mengeruhkan upaya positif tersebut.
Ia menekankan pentingnya para purnawirawan TNI untuk menjadi panutan dalam menjaga etika berwacana dan kedewasaan politik di ruang publik. Reputasi mereka seharusnya dibangun dari disiplin dan pengabdian pada negara, bukan dari penggiringan opini yang bersifat destruktif.
Meskipun kritik konstruktif diperlukan, Haidar menegaskan bahwa hal itu harus disampaikan dengan berbasis data dan bahasa yang membangun, bukan dengan insinuasi yang dapat mempersulit persepsi publik. Kehati-hatian dalam menyikapi isu seperti ini penting untuk mencegah munculnya kesan adanya agenda terselubung yang melemahkan institusi Polri.
Situasi yang terus menerus diwarnai narasi semacam ini, menurut Haidar, tidak hanya merugikan Polri tetapi juga berpotensi merusak harmoni dan soliditas antar-institusi pertahanan dan keamanan negara, yaitu TNI dan Polri. Kebijaksanaan dalam berbicara tentang institusi negara disebutkannya sebagai bentuk tertinggi dari patriotisme.
Sumber: tvOne
Artikel Terkait
Jaksa Agung Mutasi Nurcahyo ke Kajati Kalteng, Ini Profil dan Kasus Besar Nadiem yang Pernah Ditanganinya
Polisi Gadungan Asal Magetan Tipu Perempuan Tuban Rp 170 Juta Lewat Modus Pacaran, Ini Barang Buktinya
Perbedaan Mendasar Kasus Ira Puspadewi dan Tom Lembong: Analisis Lengkap
Muhammad Kerry Bantah Ayahnya Riza Chalid Terlibat Korupsi Pertamina Rp285 Triliun