GELORA.ME - Isu keaslian ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sempat mereda, kini kembali meletus menjadi bola panas.
Keraguan publik tersulut lagi setelah Guru Besar Universitas Sumatera Utara (2021-2022), Profesor Yusuf Leonard Henuk, secara blak-blakan membeberkan analisis tajamnya yang menyudutkan Presiden dan almamaternya, Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dalam sebuah diskusi di kanal YouTube "Forum Keadilan TV", Profesor Henuk tidak hanya menyuarakan keraguan, tetapi juga menunjuk sejumlah titik krusial yang dianggapnya sebagai kejanggalan fatal, menyeret kredibilitas UGM sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia.
Sorotan utama Henuk tertuju pada sikap diam Presiden Jokowi di tengah derasnya isu yang menyerang integritas akademisnya.
Menurutnya, absennya klarifikasi langsung dari mantan orang nomor satu di Indonesia itu justru menjadi pemantik kecurigaan terbesar.
"Sudah lebih dari dua bulan ini tidak ada klarifikasi dari Pak Jokowi sendiri. Jadi saya meragukan keaslian ijazah beliau," ujar Henuk dengan tegasnya diukutip dari YouTube pada Sabtu (19/7/2025).
Kejanggalan Data KKN dan Tudingan 'Mengaslikan' Ijazah
Bukan sekadar asumsi, Profesor Henuk memaparkan poin yang lebih teknis.
Ia menyoroti adanya perbedaan informasi signifikan terkait data Kuliah Kerja Nyata (KKN) Jokowi.
Kejanggalan ini, menurutnya, adalah celah fundamental yang sulit dibantah.
Lebih jauh, ia melontarkan tudingan serius yang menyasar langsung institusi UGM.
Henuk menduga ada upaya 'mengaslikan' ijazah tersebut melalui proses pemindaian atau scan agar dokumen tampak otentik di mata publik.
"Saya meragukan keaslian ijazah Jokowi, menunjuk pada perbedaan informasi KKN dan dugaan ijazah di-scan lalu diupayakan agar terlihat asli oleh UGM," paparnya.
Pernyataan ini secara langsung mempertanyakan integritas UGM dalam menjaga arsip dan kebenaran data akademis mahasiswanya.
Sikap UGM Jadi Sorotan, Dianggap Takut Berdialog
Kritik tajam Henuk tidak berhenti pada Jokowi. Ia secara khusus menyoroti sikap UGM yang dinilainya defensif dan tidak transparan.
Pertanyaan besarnya adalah mengapa pucuk pimpinan UGM, yakni Rektor, tidak bersedia membuka ruang dialog dengan Rismon, sosok yang vokal menggugat keaslian ijazah tersebut.
"Ia mempertanyakan mengapa Rektor UGM tidak mau menemui Rismon yang ingin mengklarifikasi data," kata Henuk.
Keengganan ini, bagi sang profesor, mengesankan adanya upaya menutup-nutupi sesuatu dan memperkuat argumen pihak penggugat.
Bahkan, ia secara terbuka menilai data yang disodorkan oleh pihak Rismon jauh lebih meyakinkan.
"Ia berpendapat bahwa argumen dan data yang diajukan oleh pihak Rismon lebih kuat," tambahnya.
Pandangan ini sejalan dengan persepsinya mengenai pergeseran opini publik.
Henuk mengklaim, edukasi yang terus menerus dilakukan oleh para pengkritik berhasil mengubah pandangan masyarakat.
"Ia melihat adanya perubahan sikap publik, di mana awalnya 60% percaya ijazah asli, namun kini mayoritas meragukannya karena masyarakat teredukasi," jelasnya.
Profesor Henuk juga mengamati adanya dugaan upaya pengalihan isu yang dilakukan Presiden Jokowi.
Ia merasa, Presiden seolah berlindung di balik wacana "agenda besar" negara untuk menghindar dari masalah personal ini.
"Ia menganggap Jokowi menghindar dari masalah ijazah dengan membuat wacana lain tentang agenda besar," tudingnya.
Sebagai bentuk keseriusannya, Profesor Henuk menyatakan akan terus menggali kebenaran ini dan berencana menuangkannya dalam sebuah buku bertajuk "Misteri Semua Ijazah Jokowi", yang akan mengupas tuntas riwayat pendidikan sang presiden dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
[VIDEO]
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Coreng Citra Presiden Prabowo, Budi Arie Harus Ditertibkan
UPDATE! Ramai Wacana Baru, IKN Disarankan Turun Pangkat Jadi Ibu Kota Provinsi
Jokowi Pernah Pamerkan STNK, Dokter Tifa Sentil Ijazah: Kalau Asli Pasti Bangga!
Pengamat: Karena Ada Korban Tewas Dalam Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi, Harus Ada Tersangka!