Kemudian, Habib Rizieq mengatakan bahwa dari ketiga ini, calon Presiden pilihannya sudah ada.
"Calon yang ada kan kalau kita sesuai undang-undang calon independen tidak mungkin, jadi dari ketiga (Capres) ini, calonnya sudah, tinggal di nilai," ungkapnya.
Berbeda halnya pada Pilpres 2019, Prabowo Subianto menjadi pilihan ulama, sampai dipasangkan dengan Ustaz Abdul Somad (UAS) hingga Dr. Salim oleh ijtima ulama.
"Kalau Ijtima yang dulu, calonnya belum ditetapkan karena itu mencari," ucap Refly Harun.
"karena situasinya memang berbeda saat itu, itu karena situasi. justru di sinilah bagusnya Itjima ya fleksibel saja," ucap Habib Rizieq merespons.
Karena alasannya bisa melihat situasi dan kondisinya yang ada.
Kemudian, Refly Harun bertanya soal apa hukum dalam memilih pemimpin salah atau keliru, karena ada pendapat bahwa itu doa yang tak bisa diampuni.
Menjawab hal itu, Habib mengatakan bahwa selama kita memilih tidak serampangan, selama kita memilih bukan karena suara kita dibeli.
"Selama kita memilih bukan lewat kecurangan dan pengkhianatan, maka kesalahan pilihan itu merupakan sesuatu yang biasa," ungkapnya.
"Jangan orang awam, ulama pun bisa salah dalam berijtihad, itu yang gak boleh kita lupa, yang jadi problem kan kalau pilihan itu karena dibayar," sambung jelaskan Habib Rizieq Shihab.
Sumber: rmol.
Artikel Terkait
Budi Arie Setiadi Pilih Gerindra, Pengamat Sebut Alasan Pragmatis dan Perlindungan Hukum
Jokowi Absen dari Kongres Projo III karena Alasan Kesehatan, Gelar Open House di Solo
Popularitas Purbaya Yudhi Sadewa Anjlok? Ini Peringatan Keras Pengamat Politik
KPK Wajib Periksa Jokowi dan Luhut Terkait Korupsi Whoosh? Ini Kata Pengamat