"Indonesia adalah negara dengan ketimpangan tertinggi bersama Thailand, setelah Rusia dari 38 negara di dunia,” katanya.
Ketimpangan itu makin terlihat jika indikator kekayaan menggunakan standar dunia, seperti rasio indeks gini. Ketimpangan, kata dia, semakin melebar antara si miskin dan si kaya.
Namun demikian, ketimpangan tersebut seakan disamarkan karena Indonesia menggunakan perhitungan indikator sendiri.
Rasio Gini Indonesia terakhir berada pada angka 0,39, atau di bawah 0,4. Angka ini diframing seakan-akan baik-baik saja karena menggunakan teori ahli statistik dan sosiologi asal Italia, Corrado Gini tahun 1912.
“Bagaimana bisa alat ukur ketimpangan temuan Corrado pada 1912, berdasarkan reaksi empiris sosio-ekonomi masyarakat Italia abad 19, dipakai untuk mengukur kondisi ketimpangan abad 21?” tutupnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Bupati Lamteng Ardito Wijaya Goda Wartawati Kamu Cantik Hari Ini Usai Jadi Tersangka KPK
Analisis Anton Permana: Dasco dan Sjafrie Bukan Rival, tapi Dua Pilar Penopang Prabowo
Bencana Ekologis Aceh & Sumatera: Penyebab, Seruan Beli Hutan, dan Aturan Hukumnya
Klaim Bombshell Rismon Sianipar: Kasmudjo Tak Kenal Jokowi Sama Sekali, Ijazah UGM Dipertanyakan