GELORA.ME -Kritikus politik Faizal Assegaf menyoroti isu demonstrasi besar-besaran pada 10 Agustus 2023 yang akan diinisiasi oleh kelompok relawan Presiden Joko Widodo, Barikade 98.
Mulanya, Faizal menyoroti agenda politik sporadis pada isu tersebut. Menurutnya itu sama sekali tidak tepat jika terlaksana lantaran dapat memicu tindakan yang represif.
Ia menyarankan tindakan ideal dalam gerakan perubahan harus meliputi prinsip damai dan konstruktif. Kuncinya menggerakan seluruh potensi secara masif dan terus-menerus.
"Tujuannya agar terbangun kesadaran kolektif rakyat melalui kekuatan moral, intelektual dan spiritual. Bukan sebaliknya memposisikan rakyat sebagai objek propaganda kepentingan politik sesaat," kata Faizal, dikutip Liberte Suara, Selasa (8/8/2023) di akun Twitternya.
Selain mengkritik pemerintah saat ini, Faizal juga menyinggung gerakan oposisi yang hingga kini belum maksimal. Ini berakibat kepada rakyat menjelang pemilihan umum (pemilu) 2024.
"Para elite bangsa dan elemen gerakan di akar rumput terlihat renggang, tidak solid. Padahal, peluang perubahan terbuka lebar," jelas Faizal.
"Kesenjangan elite bangsa dan jejaring rakyat di berbagai level, menyebabkan rezim Jokowi tetap unggul dalam konsolidasi kekuasaan. Bukan rezim Jokowi kuat, tapi oposisi tidak kompak," sambungnya.
Sayangnya, kata kritikus politik itu, kekuatan oposisi melemah dan tampak terbelah untuk memilih antara memenangkan figur capres pro perubahan atau gerakan ekstra konstitusi untuk melucuti kekuasaan Jokowi.
"Beredar isu 10 Agustus, sejumlah elemen rakyat akan melakukan aksi besar-besaran. Semoga demo tersebut tidak berujung chaos. Perlu ekstra hati-hati agar tidak terjebak operasi ‘po’licik’ rezim Jokowi," pungkas dia.
Sumber: suara
Artikel Terkait
Usai Di-reshuffle, Kasus Hukum Budi Arie dan Dito Tetap Harus Diproses!
Roy Suryo Bongkar 4 Kejanggalan Fatal Ijazah Gibran!
Pernah Ungkap Tanda-Tanda Penjatuhan Prabowo Oleh Internal Pemerintah, Gatot Nurmantyo Difavoritkan Jabat Menko Polkam!
Menkeu Purbaya: Presiden Jokowi Berjasa Buat Kita, Walaupun di Sampingnya Ada Saya