Pendapatan Pyridam Farma (PYFA) Melonjak 77,3% Jadi Rp2,06 Triliun di 9M2025
PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) mencatatkan kinerja keuangan yang luar biasa dengan meraih pendapatan berjalan konsolidasi sebesar Rp2,06 triliun hingga akhir triwulan III 2025. Capaian ini menunjukkan lonjakan 77,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang sebesar Rp1,16 triliun.
EBITDA PYFA Naik 100,6% Didorong Efisiensi Operasional
Pertumbuhan pendapatan yang pesat ini diiringi peningkatan kinerja profitabilitas. EBITDA Pyridam Farma meroket 100,6% dari Rp66,44 miliar pada 9M2024 menjadi Rp133,32 miliar pada 9M2025. Direktur Keuangan PYFA, Sinta Ningsih, menegaskan bahwa hal ini membuktikan kekuatan dan efisiensi bisnis inti perseroan, termasuk kontribusi dari entitas baru.
Laba Kotor Tumbuh 41,28% YoY Meski Ekspansi Bisnis
Sejalan dengan strategi ekspansi dan integrasi pasca-akuisisi, beban pokok penjualan PYFA tercatat Rp1,64 triliun. Namun demikian, perseroan berhasil menjaga efisiensi dengan mencatatkan kenaikan laba kotor sebesar 41,28% secara tahunan (YoY) menjadi Rp417,86 miliar.
Strategi Ekspansi Global PYFA dengan CDMO dan Principal Internasional
Pertumbuhan kinerja Pyridam Farma didorong oleh penguatan seluruh pilar bisnis, terutama dari segmen CDMO (Contract Development and Manufacturing Organization). PYFA telah bermitra dengan principal farmasi global ternama seperti:
- Eli Lilly (Amerika Serikat) untuk produk Cialis, Humalog, dan Humulin
- Amgen (Amerika Serikat) untuk produk Corora, Amgevita, dan Xgeva
- Lundbeck (Denmark) untuk produk Abixa, Brintellix, dan Vyepti
- Merz Pharma (Jerman) untuk produk Xeomin dan Hepamerz
- Polysan (Rusia) untuk produk Reamberin dan Cytoflavin
Artikel Terkait
Wall Street Peringatkan Gelembung AI, Koreksi Pasar Saham 10-15% Mengintai
Integrasi BUMN Karya 2026: Waskita Karya Berpeluang Go Private
Kekayaan Jeff Bezos Tembus Rp 4.399 Triliun, Terkaya Ketiga di Dunia
Kereta Petani & Pedagang KAI: Solusi Distribusi Hasil Tani Banten 2025