Hingga 30 September 2025, total aset META tercatat tumbuh 0,7 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp4,64 triliun. Perseroan juga menunjukkan pengelolaan liabilitas yang baik dengan penurunan dari Rp574,81 miliar menjadi Rp523,88 miliar, sementara ekuitas meningkat menjadi Rp4,12 triliun.
Rasio keuangan META juga mencerminkan kesehatan perusahaan. Current ratio sebesar 1,90x menunjukkan aset lancar yang lebih dari cukup untuk menutupi kewajiban lancar. Sementara itu, debt to equity ratio yang rendah, yaitu 0,13x, mencerminkan struktur modal yang konservatif dan sehat.
Kinerja Sektor Lain: Air Tumbuh, Energi Terkoreksi
Di sektor air, META mencatat pertumbuhan positif dengan kenaikan volume penjualan sebesar 3,6 persen. Peningkatan ini didukung oleh ekspansi area penjualan baru di PT Sarana Catur Tirta Kelola (SCTK) Serang dan penyesuaian tarif di PT Dain Celicani Cemerlang (DCC) Medan.
Sebaliknya, sektor energi mengalami koreksi sebesar 7,9 persen YoY. Penurunan ini dipengaruhi oleh tingginya curah hujan di Pontianak yang mengganggu distribusi feedstock untuk PT Rimba Palma Sejahtera Lestari (RPSL), serta penyesuaian teknis pada operasional PT Inpola Meka Energi (IME). Meski demikian, pengendalian biaya operasional (OPEX) yang efektif membantu menjaga stabilitas EBITDA Grup.
Proyeksi dan Proyek Tol Baru
Ke depan, META menyatakan optimisme terhadap prospek bisnisnya. Saat ini, perseroan sedang mempersiapkan Proyek Jalan Tol JORR-E Cikunir-Ulujami sepanjang 21 km dengan total investasi mencapai Rp21 triliun. Proyek strategis ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antarwilayah dan membantu mengurai kemacetan di area tersebut, sekaligus menjadi motor pertumbuhan baru bagi perusahaan.
Artikel Terkait
Warren Buffett Cetak Rekor Kas Rp6.300 Triliun di Laporan Terakhirnya sebagai CEO Berkshire
Gaji Pegawai Bea Cukai 2024: Rincian Lengkap Golongan I, II, III, IV
Siapa Pemilik Saham DCII? Struktur Kepemilikan, Profil, dan Prospek 2025
CBDK Suntik Rp38,7 Miliar ke Anak Usaha ASGE untuk Perkuat Bisnis MICE dan Iklan