Sementara Indonesia membangun Whoosh sepanjang 142,3 km dengan anggaran Rp 118,37 triliun, Arab Saudi berencana membangun kereta cepat sepanjang 1.500 km dengan investasi hanya USD 7 miliar atau Rp 116,2 triliun. Artinya, dengan anggaran yang hampir sama, panjang trase kereta cepat Arab Saudi lebih dari 10 kali lipat Whoosh.
Proyek kereta cepat Arab Saudi akan menghubungkan Jeddah ke Dammam melalui Riyadh dengan kecepatan 200 km per jam, mengurangi waktu tempuh Riyadh-Jeddah dari 12 jam menjadi kurang dari 4 jam.
Detail Pembiayaan dan Kerugian Kereta Cepat Whoosh
Proyek strategis nasional yang beroperasi sejak Oktober 2023 ini memiliki nilai investasi USD 7,27 miliar, termasuk cost overrun USD 1,2 miliar. Sebanyak 75% pembiayaan berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB).
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai pengelola mencatat kerugian signifikan. PSBI sebagai pemegang saham mayoritas mengalami kerugian Rp 4,2 triliun pada 2024, dan hingga semester I-2025 kerugian mencapai Rp 1,63 triliun. Bunga utang tahunan Whoosh mencapai USD 120,9 juta atau hampir Rp 2 triliun.
Selain masalah keuangan, Whoosh juga menghadapi masalah hukum dengan dugaan mark up proyek yang sedang diselidiki KPK.
Artikel Terkait
Program Magang Nasional Batch 2 Dibuka, Kuota 80.000 Peserta & Cara Daftar
Dividen Interim SMSM Tahap II Cair! Rp40 per Saham, Catat Jadwal Pembayaran 25 November 2025
Laba Bersih Sari Roti (ROTI) Anjlok 45%! Ini Penyebab dan Sinyal Pemulihannya
CDIA Cetak Laba Rp1,38 Triliun, Melonjak 269% di Kuartal III 2025!