Chris Zaccarelli, Kepala Investasi di Northlight Asset Management, mengomentari pencapaian ini. "iPhone menyumbang lebih dari separuh laba dan pendapatan Apple. Semakin banyak ponsel yang mereka serap ke pasar, semakin kuat pula daya tarik ekosistem mereka," ujarnya.
Meski sempat berjuang di awal tahun akibat tekanan persaingan di China dan ketidakpastian terkait tarif tinggi AS di kawasan Asia, Apple berhasil bangkit. Keberhasilan ini dibawa oleh lini ponsel pintar terbarunya, termasuk iPhone 17 dan iPhone Air, yang berhasil menarik minat besar pelanggan global dari Beijing hingga Moskow hanya dalam minggu-minggu pertama setelah peluncuran.
Analis pasar menilai desain ramping iPhone Air menjadi senjata ampuh untuk menghadapi pesaing seperti Samsung Electronics. Sementara itu, data dari Counterpoint menunjukkan bahwa penjualan awal iPhone 17 di AS dan China mampu mengungguli pendahulunya dengan selisih 14 persen, mengonfirmasi gelombang permintaan yang luar biasa.
Dengan capaian nilai pasar USD 4 triliun ini, Apple semakin mengukuhkan posisinya sebagai raksasa teknologi global yang terus bertahan dan berkembang di tengah dinamika pasar yang menantang.
Artikel Terkait
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak, dan Prospek ke Depan
IHSG Rawan Koreksi 5 November 2025: Analisis Teknis & Rekomendasi Saham PTBA, MYOR, HEAL
IHSG Melemah 0,51% ke 8.200, RISE dan IPAC Jadi Top Losers Terbesar
CBRE (Cakra Buana Resources Energi) Raih Pinjaman Rp803 Miliar dari BRI untuk Kapal Hai Long 106: Strategi dan Dampaknya