Saham Konglomerat Tertekan Imbas Rencana Perubahan Metodologi MSCI
Jakarta - Pasar saham Indonesia kembali mengalami tekanan pada Selasa (28/10/2025) dengan saham-saham big cap milik konglomerat masih terkoreksi. Penurunan ini merupakan kelanjutan dari aksi jual massal yang terjadi pada sesi sebelumnya, Senin (27/10/2025).
Penyebab Tekanan pada Saham Konglomerat
Sentimen negatif muncul setelah MSCI mengumumkan rencana pertimbangan penggunaan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dalam perhitungan free float saham. Perubahan metodologi ini dikhawatirkan akan mengurangi bobot sejumlah saham besar dalam indeks MSCI, memicu aksi jual investor.
Pergerakan Saham Konglomerat Terkini
Grup Barito milik Prajogo Pangestu masih menunjukkan pelemahan dengan TPIA turun 2,03%, CUAN minus 0,99%, BREN turun 0,28%, dan CDIA melemah 0,57%. Namun, PTRO dan BRPT berhasil rebound masing-masing 0,39% dan 1,52%.
Di sisi lain, saham Grup Sinarmas DSSA terkoreksi 3,72%, disusul AMMN dari Grup Salim yang turun 3,12% dan PANI yang merosot 2,01%.
Artikel Terkait
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak, dan Prospek ke Depan
IHSG Rawan Koreksi 5 November 2025: Analisis Teknis & Rekomendasi Saham PTBA, MYOR, HEAL
IHSG Melemah 0,51% ke 8.200, RISE dan IPAC Jadi Top Losers Terbesar
CBRE (Cakra Buana Resources Energi) Raih Pinjaman Rp803 Miliar dari BRI untuk Kapal Hai Long 106: Strategi dan Dampaknya