Kedua saham ini mengambil alih posisi dari:
- PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
- PT XL Axiata Tbk (EXCL)
Perubahan Indeks IDX80
Indeks IDX80 mengalami perubahan yang lebih signifikan dengan tujuh saham baru yang bergabung:
- PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
- PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA)
- PT Jababeka Tbk (KIJA)
- PT MNC Land Tbk (KPIG)
- PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN)
- PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU)
- PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)
Saham-saham yang keluar dari IDX80 adalah:
- PT Astra Otoparts Tbk (AUTO)
- PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN)
- PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA)
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)
- PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)
- PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG)
- PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM)
Bobot Saham Utama di LQ45
Dalam penyesuaian bobot indeks, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mempertahankan posisinya sebagai saham dengan bobot terbesar di LQ45, mencapai batas maksimum 15%. Sementara itu, bobot saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengalami penyesuaian menjadi 13,52%. Saham blue chip lainnya seperti Bank Mandiri (BMRI), Astra International (ASII), dan Telkom Indonesia (TLKM) juga mengalami penyesuaian bobot dalam kisaran 5% hingga 8%.
Informasi rebalancing indeks BEI ini sangat penting bagi investor untuk melakukan evaluasi dan penyesuaian strategi investasi saham mereka, mengingat perubahan konstituen indeks dapat memengaruhi likuiditas dan kinerja saham-saham terkait.
Artikel Terkait
IHSG Tembus 9.000 Akhir 2025? Ini Kata Menkeu Purbaya dan Proyeksi 32.000
SOLA (Xolare) Gandeng Polyroads Afrika Selatan, Genjot Material Jalan Inovatif untuk Tambang
Peringkat Kredit Indonesia Dipertahankan BBB+ oleh R&I: Apa Artinya bagi Investor?
Peringkat BBB+ Indonesia Dipertahankan R&I: Kado Manis di Tengah Ketidakpastian Global