Purbaya menilai respons positif dari Simon Aloysius Mantiri ini mencerminkan adanya perubahan signifikan dalam budaya korporat Pertamina. Dia membandingkannya dengan kepemimpinan sebelumnya dan menyimpulkan bahwa direksi saat ini memiliki visi yang sejalan dengan pemerintah untuk memajukan dunia perminyakan Indonesia.
"Pada dasarnya sih lebih positif dibanding direktur-direktur utama yang sebelumnya. Jadi dia menerima kritik, dan penanganannya sama dengan saya. Kita memajukan dunia perminyakan di Indonesia," lanjutnya.
Pentingnya Eksplorasi di Sektor Hulu
Dalam pertemuan tersebut, Menkeu Purbaya juga menekankan pentingnya mengatasi kelemahan di sektor hulu Pertamina. Menurutnya, mandeknya produksi minyak nasional salah satunya disebabkan oleh kurang agresifnya eksplorasi.
Purbaya menjelaskan bahwa peningkatan lifting minyak nasional mustahil tercapai tanpa ditemukannya ladang minyak baru. "Ladang minyak setelah diproduksi pasti turun terus. Jadi kalau yang sekarang diakali pun akan turun terus, tidak bisa naik. Jadi harus ada eksplorasi di hulu lagi. Kayaknya dia mau katanya. Tidak tahu mampu apa tidak," pungkasnya.
Kesepakatan antara Kementerian Keuangan dan Pertamina ini diharapkan dapat menjadi pemacu untuk meningkatkan ketahanan energi nasional melalui pembangunan infrastruktur kilang dan intensifikasi eksplorasi migas di sektor hulu.
Artikel Terkait
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak, dan Prospek ke Depan
IHSG Rawan Koreksi 5 November 2025: Analisis Teknis & Rekomendasi Saham PTBA, MYOR, HEAL
IHSG Melemah 0,51% ke 8.200, RISE dan IPAC Jadi Top Losers Terbesar
CBRE (Cakra Buana Resources Energi) Raih Pinjaman Rp803 Miliar dari BRI untuk Kapal Hai Long 106: Strategi dan Dampaknya