Musim laporan keuangan turut memengaruhi pasar global, yang mulai menjauh dari level rekor tertinggi. Meskipun sebagian besar perusahaan berhasil melampaui perkiraan analis, hasil dan prospek dari beberapa raksasa teknologi ternyata mengecewakan investor. Contoh nyata adalah saham Netflix yang merosot lebih dari 10 persen setelah proyeksi kuartal mendatangnya gagal memikat minat pasar.
Kondisi Pasar Lainnya dan Minyak
Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,2 persen, seiring dengan keputusan Bank of Korea yang mempertahankan suku bunga acuan, sesuai ekspektasi pasar.
Sementara itu, harga minyak Brent melonjak 2,3 persen menjadi USD 64 per barel. Lonjakan ini dipicu oleh sanksi baru AS yang menargetkan perusahaan minyak Rusia, Lukoil dan Rosneft, serta persetujuan paket sanksi ke-19 Uni Eropa terhadap Moskow yang mencakup larangan impor gas alam cair.
Prospek Suku Bunga The Fed dan Pasar AS
Di pasar obligasi, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun stabil di level 3,955 persen. Sementara itu, pasar masih menanti langkah Federal Reserve (The Fed). Fed funds futures menunjukkan probabilitas 96,7 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan 29 Oktober mendatang.
Kontrak berjangka indeks S&P 500 di AS sendiri naik tipis 0,1 persen, berusaha bangkit setelah dua hari berturut-turut tertekan.
Secara keseluruhan, sentimen pasar saham Asia masih diliputi kehati-hatian akibat gabungan faktor kinerja perusahaan, ketegangan geopolitik, dan kebijakan moneter global.
Artikel Terkait
BEI, MNC Sekuritas, dan IAIN Kendari Sukses Pecahkan Dua Rekor MURI dalam Kolaborasi Bersejarah
Elon Musks Saham TSLA: Sejarah IPO dan Analisis Potensinya di NASDAQ
IHSG Melonjak ke 7.274! 424 Saham Menguat, Ini Pemicu dan Prospeknya
Harga CPO Anjlok 4 Hari Berturut-turut! Ini Penyebab dan Dampaknya bagi Pasar