Proses identifikasi berjalan sangat sulit. Banyak jenazah ditemukan dalam kondisi tidak utuh akibat terjangan arus galodo yang dahsyat.
"Ada yang tinggal pahanya saja... ada yang terpotong arus," lanjut Ium dengan lirih. Bahkan, dua jenazah terpaksa dimakamkan tanpa identitas karena tidak ada keluarga yang dapat mengenalinya.
Solidaritas di Tengah Kehancuran
Di lokasi pemakaman, warga tampak bekerja tanpa lelah. Ada yang mencangkul, mengangkat kantong jenazah, dan ada yang berdiri berdoa di tepi liang lahat. Pemandangan ini menunjukkan kesedihan sekaligus keteguhan yang luar biasa dari masyarakat yang sedang berduka.
Pemakaman massal ini menjadi babak pilu dalam tragedi bencana alam di Agam. Proses evakuasi masih terus berlangsung di titik-titik yang sulit dijangkau, dan jumlah korban diperkirakan masih dapat bertambah.
Gundukan tanah basah di Kampung Tengah kini menjadi monumen tanpa nama, sebuah pengingat akan kekuatan alam yang tak terduga dan ketangguhan solidaritas manusia di tengah musibah.
Artikel Terkait
Dua Pelari Meninggal di Siksorogo Lawu Ultra 2025: Kronologi & Penyebab Serangan Jantung
Wu Lili Belum Ditahan: Kronologi Lengkap Tabrakan Maut Tewaskan Mahasiswi di Semarang
Bobby Nasution Bagi Mie Instan dari Heli TNI ke Korban Tapteng, Dikritik Netizen
Starlink Gratis untuk Korban Banjir Sumatra Diduga Dipungli Rp20 Ribu per Jam: Fakta dan Klarifikasi