Ia juga memperluas pandangannya terhadap sistem pendidikan Indonesia secara umum, yang menurutnya mengajarkan kepatuhan tanpa pemahaman kritis. Baik di pesantren maupun sekolah biasa, pendidikan agama seringkali diajarkan secara setengah-setengah atau tanpa pemahaman mendalam.
Menurut Yudo, budaya patuh tanpa nalar ini berbahaya karena dapat berlanjut hingga dunia kerja, membuat individu rentan dieksploitasi oleh atasan.
Di akhir pandangannya, Yudo menekankan pentingnya literasi finansial dan investasi sebagai solusi untuk menghindari siklus kerja tanpa henti yang dapat mengabaikan ibadah dan waktu keluarga.
Sumber: Suara.com
Artikel Terkait
Cak Imin Ungkap Syok, Ortu Santri Malah Syukur Anaknya Tewas Tertimpa Runtuhan Ponpes: 3 Lagi Kalau Bisa
Derita Hati Suami Usai Anti Puspita Sari Tewas: Sang Anak Tak Berhenti Rewel Mencari Ibunya
Misteri Pria dan Anti Puspita di Hotel Terungkap, Polisi Ungkap Kronologi Singkat yang Mengejutkan
Keluarga Syok! Wanita Hamil Tewas Usai Check-in Hotel dengan Pria Misterius, Pamitnya Mau Diantar Suami