Saham Unilever Anjlok? Imbas dari Aksi Boikot Produk Pro Israel, Atur Strategi Banting Harga hingga Gelar Promo untuk Menarik Lagi Konsumennya

- Sabtu, 13 Januari 2024 | 21:31 WIB
Saham Unilever Anjlok? Imbas dari Aksi Boikot Produk Pro Israel, Atur Strategi Banting Harga hingga Gelar Promo untuk Menarik Lagi Konsumennya

 

GELORA.ME - Unilever Indonesia, salah satu produsen barang kebutuhan sehari-hari terbesar di Indonesia, menghadapi tantangan besar akibat aksi boikot produk pro Israel yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia.

Aksi boikot ini dipicu oleh konflik antara Israel dan Palestina yang memakan banyak korban jiwa, terutama di pihak Palestina.

Unilever diduga sebagai salah satu perusahaan yang mendukung Israel, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan, antara lain:

Baca Juga: Cara Uniqlo, H&M, dan The Executive Menguras Dompet Anak Muda yang Hidup Pas-pasan: 3 Brand yang Bikin Kamu Bingung dan Boros

  • Unilever memiliki pabrik di Israel yang mempekerjakan sekitar 2.000 orang, termasuk warga   Arab Israel
  • Unilever pernah menjual merek es krim Ben & Jerry's kepada perusahaan Israel yang bernama Bravo, yang kemudian memasok es krim tersebut ke permukiman Yahudi di wilayah Palestina yang diduduki Israel.
  • Unilever memiliki hubungan bisnis dengan perusahaan Israel yang terlibat dalam industri militer dan keamanan, seperti Elbit Systems dan G4S.
  • Unilever pernah mendapat penghargaan dari Kamar Dagang Israel-Britania sebagai perusahaan multinasional yang berkontribusi terhadap hubungan ekonomi antara kedua negara.

Akibat aksi boikot ini, Unilever mengalami penurunan penjualan dan saham di pasar Indonesia. Menurut data dari Bursa Efek Indonesia, saham Unilever Indonesia (UNVR) anjlok sebesar 8,5 persen sejak awal November 2023 hingga 13 Januari 2024.

Baca Juga: Amalan yang Bisa Dilakukan di Bulan Rajab Dianjurkan untuk Umat Muslim, Ustadzah Halimah Alaydrus: Ada 3 Hal

Selain itu, beberapa produk Unilever juga mengalami penurunan permintaan di pasaran, seperti kecap Bango, sabun Lifebuoy, sampo Sunsilk, dan pasta gigi Pepsodent.

Untuk mengatasi dampak negatif dari aksi boikot ini, Unilever melakukan beberapa langkah strategis, antara lain:

1. Menurunkan harga produk-produknya secara signifikan, terutama yang memiliki persaingan ketat dengan produk lokal atau impor. Misalnya, harga kecap Bango turun dari Rp26.000 menjadi Rp 13.000 per botol, harga sabun Lifebuoy turun dari Rp5.000 menjadi Rp2.500 per batang, dan harga sampo Sunsilk turun dari Rp 20.000 menjadi Rp10.000 per botol.

Baca Juga: Tumbler Corkcicle Ternyata Tidak Cocok Dengan Warga Madura, Mengapa? Ini Alasannya

2. Menggelar promo menarik untuk menarik minat konsumen, seperti diskon hingga 50 persen, beli satu gratis satu, kupon undian berhadiah, dan lain-lain. Promo ini berlaku di berbagai platform online maupun offline, seperti Blibli, Lazada, Shopee, Alfamart, Indomaret, dan supermarket.

3. Melakukan kampanye sosial dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk menunjukkan komitmen Unilever dalam mendukung kesejahteraan masyarakat Indonesia, terutama yang terdampak pandemi Covid-19. Misalnya, Unilever menyumbangkan sekitar Rp100 miliar untuk membantu penanganan Covid-19 di Indonesia, termasuk menyediakan alat kesehatan, bantuan pangan, dan sanitasi.

Baca Juga: Keutamaan Puasa di Bulan Rajab Lengkap dengan Niatnya, Banyak Manfaat yang Bisa Diambil: Spiritual dan Kesehatan

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: pitutur.id

Komentar