Pekerja di Riau Tewas Diterkam Harimau, Si Belang Disebut Kerap Muncul 2 Bulan Terakhir

- Jumat, 27 Juni 2025 | 15:20 WIB
Pekerja di Riau Tewas Diterkam Harimau, Si Belang Disebut Kerap Muncul 2 Bulan Terakhir


GELORA.ME - Seorang pekerja Hutan Tanaman Industri (HTI) di areal konsesi perusahaan di Distrik Merawang, Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, tewas diterkam harimau pada Selasa (24/6/2025) malam.

Korban ialah Hadito alias Kuang (23), operator alat berat PT Citra Holindo yang merupakan subkontraktor perusahaan HTI Akasia.

Lelaki asal Sambas, Kalimantan Barat tersebut meregang nyawa dengan sejumlah luka gigitan dan cakaran harimau di tubuhnya.

Ia diserang harimau saat buang hajat di kamar mandi dekat camp pekerja di petak MRWA088601 Distrik Merawang, Teluk Meranti, sekitar pukul 19.30 WIB.

Jasadnya ditemukan 100 meter dari camp dengan kondisi mengenaskan. 

Berdasarkan keterangan Kepala Desa Pulau Muda, Andika Sing, harimau memang sering muncul di Desa Pulau Muda.

"Memang harimau sering muncul di Desa Pulau Muda ini. Tapi sangat jarang menganggu," ungkapnya kepada Tribun Pekanbaru, Jumat (27/6/2025).

Akan tetapi, Andika heran lantaran kemunculan hewan bernama latin Panthera tigris sumatrae itu meningkat drastis dalam dua bulan terakhir.

Biasanya, harimau hanya muncul saat warga pergi ke kebun atau beraktivitas di dekat hutan maupun HTI Akasia perusahaan. Itu pun perjumpaan dengan manusia tidak memunculkan konflik. 

Namun, penampakan dalam dua bulan ini kian intens dan sangat membahayakan keselamatan warga maupun pekerja.

Si kucing besar sering mendekati perkampungan dan memangsa ternak warga. 

Ternak berupa lembu, kambing, hingga ayam selalu jadi sasaran harimau pulau itu. 

"Mungkin hutan semakin sempit. Bisa juga karena ada perusahaan sedang menumbang kayu akasia atau perusahaan sawit yang replanting. Jadi tak ada tempat cari makannya lagi," tutur Andika.

Selain itu, satwa langka itu beberapa kali muncul di jalan utama desa maupun akses perusahaan. 

Beberapa kasus sebelumnya, si belang ditabrak maupun disenggol kendaraan yang sedang melintas. 

Pasalnya, saat mobil melaju di jalan, tiba-tiba harimau melintas dengan cara melompat.

"Memang tidak mati, langsung lari lagi ke semak-semak. Hanya bulunya yang tertinggal di ban atau body mobil," imbuhnya.

Bahkan, beberapa waktu lalu juga ada pekerja perusahaan yang diserang harimau Sumatera.

Korban mengalami luka cakar pada bagian kepala dan beruntung nyawanya masih bisa diselamatkan. 

Namun informasinya tidak beredar ke khalayak ramai sampai akhirnya serangan mematikan terjadi pada Selasa malam di camp operator alat berat. 

Korban Hadito menghembuskan napas terakhirnya akibat diserang oleh harimau.

Diberitakan sebelumnya, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau segera menurunkan tim ke lokasi kejadian.

Tim BBKSDA Riau bersama pihak kepolisian dan perusahaan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) awal.

Tujuan utamanya adalah melakukan penanggulangan dan penyelamatan satwa liar yang terlibat dalam insiden ini.

Kepala Bidang Teknis BBKSDA Riau, Ujang Holisudin, menjelaskan bahwa lokasi kejadian berada di kantong harimau Sumatera lanskap Kerumutan yang berdekatan dengan kawasan konservasi Suaka Margasatwa Kerumutan.

"Tim menemukan jejak harimau di sekitar lokasi yang diperkirakan terdapat dua individu harimau Sumatera karena jejak yang ditemukan ukurannya berbeda," ungkap Ujang, Kamis (26/6/2025).

BBKSDA Riau saat ini sedang melakukan penilaian awal risiko konflik antara manusia dan harimau di area tersebut.

Dari penilaian ini, akan ditentukan langkah selanjutnya, apakah harimau yang terlibat perlu dievakuasi dengan cara ditangkap atau ada langkah-langkah mitigasi lainnya.

Selain penyelidikan di lokasi, petugas juga melakukan sosialisasi kepada para pekerja di sana untuk pencegahan lebih lanjut.

Sumber: tribunnews

Komentar