Sebagai langkah nyata memperkuat kas negara, Kementerian Keuangan tengah mengoptimalkan penggunaan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Teknologi ini difokuskan pada pengawasan di pelabuhan untuk meminimalisasi potensi kebocoran penerimaan di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
"Seharusnya ke depan akan membaik terus. Dari perbaikan AI kita bisa dapat Rp1 triliun minimal. Nanti kita perbaiki lagi yang lain-lain, harusnya kebocoran bea cukai akan berkurang secara signifikan," kata Purbaya.
Komitmen Jaga Defisit pada Level Aman
Meski menghadapi dinamika ekonomi global yang terus berubah, Purbaya memastikan pemerintah akan tetap disiplin dalam mengontrol belanja negara. Mantan Ketua LPS itu menjamin defisit akan dijaga pada level yang aman dan tidak melampaui batas yang membahayakan kesinambungan ekonomi nasional.
"Satu lagi, belanja kita kendalikan. Artinya bisa melebar bisa aja enggak tergantung kebutuhan kita. Tapi saya yakin kita akan kendalikan di level yang masih berkesinambungan ke depannya," tuturnya.
Proyeksi Defisit APBN Menurut Bank Dunia
Berdasarkan laporan Indonesia Economic Prospects (IEP) terbaru, Bank Dunia memprediksi defisit APBN Indonesia akan merangkak naik dari 2,8 persen terhadap PDB pada 2025-2026, menjadi 2,9 persen pada 2027.
Meski menunjukkan tren kenaikan, angka proyeksi tersebut dinilai masih mematuhi batas maksimal defisit sebesar 3 persen terhadap PDB yang ditetapkan dalam Undang-Undang Keuangan Negara.
Artikel Terkait
Oegroseno Kritik Pembuktian Ijazah Jokowi: Tak Cukup Hanya Ditunjukkan 5 Menit
Waspada! 15 Aplikasi Pinjol Palsu di Play Store Curi Data, 3 di Antaranya di Indonesia
AJI Kecam Seskab & KSAD: Ancaman Kebebasan Pers dan Demokrasi di Indonesia?
Kejagung Copot Kajari HSU dan 2 Kasi, Tersangka KPK Kasus Pemerasan