Filosofi "Gajah Mati" dan Warisan yang Ditinggalkan
Peribahasa "gajah mati meninggalkan gading" mengingatkan bahwa setiap pemimpin akan dikenang dari warisan dan jasanya. Dalam konteks ini, warisan yang harus ditinggalkan adalah kebijakan kehutanan yang pro-lingkungan, yang menyelamatkan habitat dan menjaga keseimbangan alam untuk generasi mendatang. Keunggulan seseorang, bagai gading gajah, jangan justru menjadi bumerang yang merusak.
Keputusan Kritis untuk Masa Depan Hutan Indonesia
Keputusan untuk membatalkan izin konsesi lahan industri ekstraktif yang merusak ada di tangan Menteri Kehutanan. Keputusan ini tidak hanya menentukan nasib gajah Sumatera, tetapi juga masa depan hutan Indonesia dan legitimasi politik. Sikap tegas dan berani yang mengutamakan ekologi akan menjadi penanda kepemimpinan sejati.
Pelajaran dari gajah yang menjauh untuk mati dengan penuh martabat mengajarkan tentang kepedulian dan tanggung jawab. Saatnya kebijakan kehutanan mencerminkan kearifan tersebut, dengan menjauhkan diri dari kepentingan perusak dan memilih jalan penyelamatan.
Aktif di Forum Partisipasi Lingkungan Pesisir, Ketua Front Nelayan Indonesia (FNI).
Artikel Terkait
Kebakaran Terra Drone: Misteri Pemetaan Sawit Ilegal & Bencana Sumatera Terungkap?
Visa Kartu Emas AS: $1 Juta untuk Izin Tinggal, Benarkah Adil? Analisis Kontroversi
BGN Tanggung Biaya Perawatan 21 Korban Kecelakaan Mobil MBG di SDN Kalibaru
Kecelakaan SDN 1 Kalibaru: 20 Siswa dan Guru Terluka Ditabrak Mobil Pengangkut MBG