Pasien HIV Sembuh Total: Transplantasi Sel Punca Catat Kasus Ketujuh

Secara teori, satu salinan mutasi dianggap tidak cukup untuk memberikan perlindungan penuh terhadap HIV. Namun, fakta berbicara lain. Enam tahun setelah B2 berhenti mengonsumsi obat antiretroviral, tidak ada satu pun jejak virus HIV yang dapat dideteksi di dalam tubuhnya. Temuan ini membuka kemungkinan bahwa kumpulan donor potensial untuk metode ini bisa jauh lebih luas.

Bukan Solusi Massal, Tapi Pintu Menuju Pemahaman Baru

Para ahli mengingatkan bahwa transplantasi sel punca bukanlah solusi massal untuk menyembuhkan HIV. Prosedur ini sangat berisiko, mahal, dan menyakitkan, sehingga hanya layak dipertimbangkan untuk pasien yang memang membutuhkannya untuk mengobati kanker, seperti leukemia.

Mekanisme pasti di balik kesembuhan B2 juga masih diteliti. Ada kemungkinan faktor selain mutasi CCR5, seperti reaksi "graft-versus-host" atau faktor imunologi lain, turut berperan. Bahkan, ada satu laporan kasus di mana pasien sembuh setelah transplantasi dari donor yang sama sekali tidak memiliki mutasi CCR5 Δ32.

Riset HIV Terkini: Masa Depan Pengobatan

Temuan kasus B2 ini dipublikasikan bersamaan dengan kemajuan riset HIV lainnya. Salah satunya adalah studi mengenai imunoterapi kombinasi pada 10 pasien HIV. Hasilnya, tujuh pasien berhasil mempertahankan tingkat virus yang sangat rendah meski telah menghentikan pengobatan ARV.

Studi-studi ini secara kolektif memberikan petunjuk berharga. Mereka membantu ilmuwan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat membuat strategi pengobatan fungsional atau bahkan penyembuhan HIV menjadi lebih efektif dan dapat diakses di masa depan.

Kesembuhan ketujuh pasien HIV melalui transplantasi sel punca menandai babak baru yang penuh harapan. Meski belum praktis untuk diterapkan secara luas, setiap kasus memberikan puzzle penting untuk memahami bagaimana tubuh dapat sepenuhnya mengalahkan virus HIV, mengarahkan dunia pada tujuan akhir: menemukan penyembuhan yang aman dan efektif untuk semua.