Rocky menilai bahwa respons Jokowi terkesan defensif dan terlihat berusaha mencari alasan untuk membenarkan proyek yang kini diwarnai dengan berbagai dugaan penyimpangan. "Kita bisa baca psikologi Jokowi, mencoba mencari pembenaran terhadap kebijakan penganggaran kereta cepat yang sekarang justru sedang diperiksa. Yang penting soal ini sudah masuk di dalam wacana korupsi karena KPK sudah turun tangan," tegasnya.
Menurut analisis Rocky Gerung, isu proyek Kereta Cepat Whoosh menjadi salah satu sorotan paling efektif yang mengancam citra Jokowi. Ia menyebutkan bahwa isu ini bahkan lebih kuat dampaknya dibandingkan dengan isu-isu lain yang pernah mencuat, seperti dinasti politik atau kasus ijazah palsu.
Rocky menegaskan bahwa inti perdebatan saat ini bukanlah pada penting atau tidaknya transportasi publik. Masalah utamanya adalah adanya dugaan mark-up anggaran dan potensi penyimpangan dalam pelaksanaan proyek tersebut. "Jadi masalahnya bukan keuntungan sosial, tapi kerugian yang disebabkan oleh salah perencanaan. Dugaan mark-up, cash back, dan sebagainya itulah yang sedang jadi perhatian," jelas Rocky Gerung.
Rocky menambahkan bahwa jika Jokowi mulai merasa terganggu dengan sorotan ini, hal itu harus dibaca sebagai sebuah upayanya untuk menghindar dari sorotan kasus korupsi yang membayangi proyek Kereta Cepat Whoosh.
Artikel Terkait
Danantara Akuisisi Hotel Novotel & Lahan 4,4 Hektar di Makkah untuk Jamaah Haji & Umrah Indonesia
Ijazah Asli Jokowi Disita Polda Metro Jaya: Fakta Terbaru & Kronologi Kasus
Ahmed El Ahmed: Pahlawan Muslim Bondi Selamatkan Korban, Galang Dana Tembus Rp16 Miliar
Prabowo Tegaskan Indonesia Mampu Tangani Bencana Sumatra Tanpa Bantuan Asing