Mengenang Johnson Panjaitan: Kisah Pengacara yang Ditakuti Jaksa & Pembela Rakyat Kecil

- Minggu, 26 Oktober 2025 | 21:25 WIB
Mengenang Johnson Panjaitan: Kisah Pengacara yang Ditakuti Jaksa & Pembela Rakyat Kecil

Panggung Moral di Ruang Sidang

Karakternya yang kuat tidak berhenti di dalam ruang sidang. Usai persidangan, Johnson kerap kali mendatangi meja jaksa dan menegur mereka dengan nada tinggi. Para jaksa yang biasanya garang dan berwibawa justru terlihat diam, pucat, dan seolah-olah merekalah yang sedang diadili. Bagi Johnson, ruang sidang adalah panggung moral untuk memperjuangkan kebenaran, bukan sekadar tempat untuk berdebat tentang pasal-pasal hukum semata.

Warisan yang Abadi

Kini, Johnson Panjaitan telah berpulang. Namun, warisannya tetap hidup. Gema suaranya yang pernah mengguncang ruang-ruang sidang, keberaniannya menantang kekuasaan yang sewenang-wenang, dan ketulusan hatinya dalam membela mereka yang tertindas akan selalu dikenang. Ia pergi sebagai seorang pembela rakyat yang tak pernah tunduk pada ketakutan, dan sejarah perjuangan HAM Indonesia akan mencatat namanya dengan tinta emas.

Informasi Pemakaman Johnson Panjaitan

Johnson Panjaitan menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON), Cawang, Jakarta Timur, pada hari Minggu pagi, 26 Oktober 2026. Jenazahnya disemayamkan di Rumah Duka RS UKI Cawang, Jakarta Timur, sebelum kemudian dimakamkan pada hari yang sama, Minggu sore, 26 Oktober 2025, di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

Ditulis oleh: Agung Nugroho, Direktur Jakarta Institute

Halaman:

Komentar