Zohran Mamdani: Melawan Islamofobia di New York, dari Trauma 9/11 ke Kursi Politik

- Sabtu, 25 Oktober 2025 | 15:10 WIB
Zohran Mamdani: Melawan Islamofobia di New York, dari Trauma 9/11 ke Kursi Politik

Zohran Mamdani: Dari Trauma 9/11 Menuju Perlawanan Islamofobia di Politik New York

Serangan 11 September 2001 tidak hanya meruntuhkan Menara Kembar WTC, tetapi juga meninggalkan luka mendalam bagi Muslim Amerika. Zohran Mamdani, calon Wali Kota New York keturunan Uganda-India, menjadi simbol perlawanan terhadap Islamofobia yang masih berlangsung hingga dua dekade pasca-tragedi.

Dampak Tragedi 9/11 terhadap Komunitas Muslim Amerika

Dalam pidato emosionalnya di Bronx, Mamdani mengungkapkan bagaimana kehidupan keluarganya berubah pasca-9/11. "Saya masih ingat bibiku berhenti naik subway karena takut memakai jilbab," kenangnya. Tidak hanya itu, rumah keluarga mereka bahkan menjadi sasaran vandalisme dengan tulisan 'teroris' menggunakan cat. "Kami jadi sasaran kebencian hanya karena keyakinan kami," ujarnya.

Dari Trauma Pribadi Menuju Aksi Politik

Pengalaman pahit tersebut menjadi titik balik bagi Mamdani untuk aktif melawan diskriminasi. Kini, sebagai figur politik di New York, ia berkomitmen menyatukan warga melalui keadilan sosial dan toleransi. Meski menghadapi serangan politik bernuansa Islamofobia dari lawan-lawannya—termasuk tuduhan sebagai "simpatisan teroris"—Mamdani membalas dengan keberanian dan empati.

Islamofobia di Amerika: Data dan Realita Terkini

Menurut Council on American-Islamic Relations (CAIR), serangan terhadap Muslim Amerika meningkat tajam pasca-9/11 dan belum sepenuhnya mereda. Diskriminasi terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari ujaran kebencian, diskriminasi pekerjaan, hingga kekerasan fisik. Kasus yang dialami Mamdani membuktikan bahwa Islamofobia masih hidup, bahkan di ranah politik Amerika.

Dukungan Publik yang Terus Bertumbuh

Di tengah serangan yang ia terima, Mamdani justru mengalami lonjakan dukungan publik. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak orang yang percaya pada nilai-nilai inklusivitas dan keadilan sosial di Amerika Serikat.

Komentar