"Allah saja mau memaafkan umatnya ketika dia sudah minta maaf. Apalagi kita manusia. Tidak boleh juga kita melebihi kodrat ilahi kita," tegas Menteri Bahlil.
Bahlil Tidak Tahu Soal Laporan Kader
Menteri yang juga merupakan kader Partai Golkar ini mengaku tidak mengetahui secara detail adanya laporan yang dibuat oleh organisasi sayap partainya, seperti Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) dan Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), yang melaporkan sekitar 30 akun media sosial terkait kasus meme ini.
Bahlil menyampaikan bahwa kritik terhadap kebijakan yang diambilnya merupakan hal yang wajar dalam demokrasi, selama kritik tersebut tidak berubah menjadi serangan pribadi atau mengandung unsur rasial.
"Saya jujur ya, saya tidak tahu. Karena sebenarnya kalau saya itu punya kebijakan dikritisi, itu tidak apa-apa. Tapi kalau sudah ke hal yang tidak mendidik, saran saya, demokrasi sih demokrasi, tapi kita harus juga tahu standar etika demokrasi," jelasnya.
Dengan permintaan Bahlil ini, diharapkan persoalan terkait meme yang viral tersebut dapat diselesaikan dengan cara yang lebih elegan dan penuh maaf.
Artikel Terkait
8 Pemain Diaspora Ini Akan Perkuat Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025, Siapa Saja?
Kritik Pedas Yunarto untuk Relawan Jokowi: Whoosh Bukan Karya Terbaik, Tapi Bentuk Pengkultusan?
Suami di Jambi Poroti Harta Mertua Rp 230 Juta, Buat Foya-foya dengan Selingkuhan!
KPK Telusuri Aliran Uang ke Kemnaker, 8 Tersangka Kasus Pemerasan TKA Ditahan