Rocky menegaskan bahwa posisi wakil presiden atau "putra mahkota" di periode selanjutnya haruslah diisi oleh figur yang mampu memahami dan menjalankan warisan gagasan strategis tersebut.
"Bukan Gibran lah, kalau misalnya ide-ide Pak Sumitro dijadikan sebagai pedoman untuk membangun kembali Indonesia, ya pasti Gibran buta huruf terhadap itu kan," ungkapnya secara blak-blakan.
Kader Gerindra dan Tokoh Alternatif seperti Dedi Mulyadi
Rocky mengungkapkan bahwa di internal Gerindra sendiri telah ada persiapan kader yang dianggap lebih mumpuni untuk mendampingi Prabowo. Kader-kader ini dinilainya memiliki potensi untuk menghidupkan kembali pikiran-pikiran partai sosialis lama yang menjadi dasar Sumitronomics.
Lebih lanjut, Rocky menyoroti munculnya tokoh-tokoh di luar Gerindra yang mulai menguji kapasitasnya di isu-isu yang lebih luas. Salah satu nama yang disebutkannya adalah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi atau Kang Dedi, yang popularitasnya terus menanjak.
Namun, Rocky menekankan bahwa seorang calon pemimpin harus memiliki pengetahuan yang komprehensif, tidak hanya mengandalkan sensasi media sosial. Kemampuan untuk berbicara dalam isu-isu strategis seperti politik global, etika lingkungan, dan solidaritas kemanusiaan menjadi tolak ukur penting.
"Yang saya maksud bahwa seorang calon pemimpin seperti Kang Dedi ini harus punya pengetahuan yang luas, bukan sekedar mengolah dan membombardir publik dengan segala macam video yang sensasional," tutup Rocky Gerung.
Artikel Terkait
Foto Rahasia Epstein Dibuka: Trump, Clinton, Bill Gates Terseret Skandal
Forum Kiai NU Jawa Desak MLB PBNU, Usul Rhoma Irama Masuk Kepengurusan
Kim Jong-un Eksekusi 30 Pejabat: Hukuman Mati Gagal Tangani Banjir Korea Utara
Kritik SETARA Institute: Perpol Kapolri No. 10/2025 Dinilai Abaikan Putusan MK dan Hambat Reformasi Polri